Foto Putusnya Jembatan Glendeng Beredar di Grup WA, Hoaks atau Fakta
Foto Putusnya Jembatan Glendeng Beredar di Grup WA, Hoaks atau Fakta
: Foto : Penyiar Pradya Suara FM menunjukkan foto hoaks jembatan glendeng yang putus, yang beredar di WhatsApp. (yavid)
Oleh MC KAB TUBAN, Rabu, 13 Maret 2024 | 19:00 WIB - Redaktur: Juli - 1K
Tuban, InfoPublik - Beredar sebuah foto tersebar di media sosial grup WhatsApp yang memperlihatkan kondisi mengkhawatirkan tentang Jembatan Glendeng, Soko, Tuban.
Dalam foto tersebut tampak jembatan yang menghubungkan Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro itu terputus, menyiratkan bahwa para pengendara harus mencari jalur alternatif untuk melakukan perjalanan antara dua kabupaten tersebut.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman (PUPR-PRKP) Tuban, Basdi menegaskan bahwa, foto putusnya jembatan yang terletak di Desa Simo tersebut adalah hoaks.
Menurutnya, gambaran kondisi pada foto jembatan putus tersebut tampak berbeda dengan kondisi nyata di sekitar Jembatan Glendeng. Sementara itu, untuk Jembatan Glendeng sendiri berupa jembatan penghubung jembatan beton.
“Di sekitar jembatan glendeng tidak ada pohon kelapanya, sementara di foto ada,” ujarnya saat dihubungi via telepon oleh tim Klinik Hoaks Diskominfo SP, Rabu (13/3/2024).
Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo SP) Tuban, Rita Zahara Afrianti, menerangkan bahwa berdasarkan hasil telusur tim Klinik Hoaks Diskominfo SP, terungkap bahwa jembatan yang tampak putus dalam foto tersebut sebenarnya terletak di Desa Labuhan, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat.
Berdasarkan klarifikasi tersebut, Kabid KIP Diskominfo SP itu berharap masyarakat agar tidak mudah terpancing oleh informasi yang tidak benar dan selalu melakukan verifikasi mandiri sebelum menyebarkan informasi, terutama melalui media sosial. Keberadaan hoaks seperti ini, imbuhnya, berpotensi menyebabkan kepanikan dan kebingungan di kalangan masyarakat serta mengganggu ketertiban dan keamanan.
“Semua informasi baiknya disaring dulu sebelum sharing,” pungkasnya. (m agus h/yavid rahmat perwita/hei)
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id