- Oleh MC KAB BARITO KUALA
- Selasa, 19 November 2024 | 17:41 WIB
: Para pesera kegiatan diseminasi hasil joint research optimalisasi pemanfaatan cold chain produk perikanan laut dalam rangka penerapan blue economy di Provinsi Sulawesi Selatan. (Foto: istimewa)
Oleh MC KAB BULUKUMBA, Rabu, 13 Maret 2024 | 11:28 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 213
Bulukumba, InfoPublik - Wakil Bupati Bulukumba Andi Edy Manaf membuka kegiatan diseminasi hasil joint research optimalisasi pemanfaatan cold chain produk perikanan laut dalam rangka penerapan blue economy di Provinsi Sulawesi Selatan.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Sekolah Bisnis IPB ini dirangkaikan dengan diseminasi laporan perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan yang dilaksanakan di lantai 4 Aula Gedung Pinisi Bulukumba, Kamis (28/2/2024).
Wabup Edy Manaf mengemukakan bahwa pertanian-perikanan merupakan sektor unggulan Bulukumba. Hanya saja katanya, pertanian keliatan kasat mata, tapi perikanan tak demikian.
"Salah satu contohnya saya melihat di Thailand, fokusnya ke dua sektor ini. Makanya hasil penelitian ini penting untuk ditindaklanjuti," ujarnya.
Edy Manaf berharap adanya supporting dana perbankan untuk memajukan sektor perikanan Bulukumba. Ia menilai, usaha perikanan Bulukumba masih sangat minim.
"Diharapkan, perbankan harus memberi perhatian kepada para nelayan. Jangan hanya pengepulnya saja yang dikasih KUR, tapi nelayan kita yang kecil-kecil tak diberi KUR," tandasnya.
Menurutnya, dalam memajukan sektor perikanan, pemerintah harus hadir. Baginya, peran OPD (organisasi perangkat daerah) sangat penting dalam membuat program untuk pengembangan tersebut. "Juga dibutuhkan pendampingan kepada nelayan, baik dinas terkait maupun perbankan," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Sulsel Bank Indonesia (BI), Rizki Ernadi Wimanda, menyebutkan sektor perikanan dan pertanian punya sumbangsih besar terhadap PDRB (pendapatan domestik regional bruto), Sehingga, sektor ini perlu terus didorong.
"Kalau kita melihat fluktuasi harga ikan itu naik-turun naik turun dan sangat tergantung pada cuaca. Yang kedua, kurang cold chain-nya, sehingga ikan yang ada di masyarakat tidak segar lagi," ungkapnya.
Menurut Rizki, yang harus terlebih dahulu dilakukan adalah memetakan titik-titik mana saja yang perlu pendinginan agar memperoleh ikan yang lebih segar dan harga lebih tinggi.
Dengan demikian, kata dia, nantinya tidak akan terjadi inflasi di sektor perikanan. Ditambah setelah harganya stabil, maka produktivitasnya bisa meningkat sehingga nilai tambah akan PDRB semakin tinggi.
"Penelitian ini hanya fokus pada cold chain. Kami harap produksi ikan bisa ditingkatkan. Ini perlu kolaborasi antara pemerintah daerah, perbankan, pengusaha, dan UMKM itu sendiri," papar Rizki.
Selain itu, diseminasi penelitian cold chain perikanan juga disampaikan langsung oleh Dr Nimmi Zulbainarni dari Sekolah Bisnis IPB di hadapan seratusan peserta dari pelaku usaha perikanan. (McBulukumba)