Donggala Tangkal Stunting dengan Budikdamber

: Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Agus Nugroho, di dampingi Kapolres Donggala, AKBP Efos Satria Wisnuwardhana saat meninjau budikdamber yang ada di Kabupaten Donggala./Foto: Tk.


Oleh MC KAB DONGGALA, Sabtu, 9 Maret 2024 | 19:07 WIB - Redaktur: Juli - 54K


Donggala, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten Donggala melalui Dinas Perikanan (Diskan) meresmikan program Budi Daya Ikan Dalam Ember (Budikdamber) dan Klinik Apung di halaman Markas Komando (Mako) Polres Donggala, Jumat (8/3/2024).

Kegiatan itu bekerja sama dengan Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah dan Kepolisian Resor (Polres) Donggala.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Agus Nugroho, yang didampingi Kapolres Donggala, AKBP Efos Satria Wisnuwardhana, Penjabat (Pj) Bupati Donggala, Moh. Rifani, Ketua DPRD Donggala, Takwin, serta unsur Forkopimda lainnya.

Kadiskan Donggala, Ali Assegaf menuturkan bahwa, Budikdamber yang diperkenalkan pada kegiatan ini, mengadopsi metode akuaponik, di mana perpaduan budi daya ikan dan sayuran yang saling terhubung dan memberi manfaat satu sama lain sehingga memiliki keunggulan seperti dapat menghemat air, zero waste (bebas sampah), perawatan yang mudah, dan tanpa bahan kimia.

"Budikdamber merupakan budi daya yang ramah lingkungan, hanya dengan menggunakan sarana ember 80 liter sebagai wadah serta memanfaatkan air sebagai media untuk tumbuh kembang ikan lele dan sayuran seperti kangkung, sehingga dengan hal tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga akan protein hewani dan nabati yang didapatkan dari ikan serta sayuran," tuturnya.

Ia menjelaskan, tujuan program budikdamber tersebut sebagai tindak lanjut dari program blue economy yang menggabungkan pemanfaatan sumber daya laut dengan pendekatan berkelanjutan, terutama untuk pencegahan stunting.

"Dengan konsep optimalisasi sumber daya yang ada, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi diberbagai program inovatif dan kreatif dengan tetap menjaga keberlanjutan usaha dan kelestarian lingkungan, contohnya seperti budikdamber ini, dengan mengintegrasikan budi daya ikan lele ke dalam kegiatan bercocok tanam sehingga dapat menghasilkan produk ikan dan tanaman organik yang dapat diolah atau diberikan ke keluarga stunting di Kabupaten Donggala untuk dikonsumsi," ucapnya.

Terkait itu, pihaknya menyambut baik bentuk kerja sama yang dilakukan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat guna memacu produktivitas masyarakat karena program ini tidak memerlukan lahan luas.

"Budikdamber sangat cocok untuk diadopsi oleh masyarakat di Kabupaten Donggala, karena tidak memerlukan lahan yang luas dan bisa dilakukan di lahan yang sempit dengan pemanfaatan lahan pekarangan rumah contohnya, sehingga bisa mewujudkan ketahanan pangan sekaligus menjaga perekonomian rumah tangga," ujarnya.

Adanya budikdamber ini, lanjutnya, sangat tepat untuk digunakan pada daerah yang kesulitan air, apalagi pembuatannya sangat sederhana sehingga mudah untuk diterapkan oleh siapa saja di Kabupaten Donggala.

"Metodenya yang cukup sederhana sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran bagi anggota keluarga maupun kelompok masyarakat sehingga dapat diimplementasikan oleh siapa saja mulai dari ibu rumah tangga hingga anak remaja," pungkasnya. (MC. Kominfo Donggala/Rs/Jly)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 22:48 WIB
Volume Penumpang Whoosh Naik 20 Persen selama Momen Nataru 2024/2025
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 16:44 WIB
Jelang Nataru, BPTJ Gelar Ramp Check Gabungan di Puncak
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 14:59 WIB
H-5 Nataru, Pergerakan Penumpang dan Kendaraan dari Jawa ke Sumatra Ramai Lancar
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 08:15 WIB
Menhub: Keselamatan dan Kenyamanan Penerbangan Jadi Prioritas Utama
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Jumat, 20 Desember 2024 | 21:46 WIB
Bandara Soetta dan I Gusti Ngurah Rai Jadi yang Tersibuk Jelang Nataru 2024/2025