Tuban, InfoPublik - Prestasi membanggakan diraih dua pemuda berbakat asal Kabupaten Tuban, Yoga Dimas Ariyansyah dan Den Isyana Putri Nirwana, di ajang Putra Putri Tari Indonesia 2024. Yoga berhasil meraih gelar Runner Up 1 Putra Tari Indonesia, sementara Nisa, sapaan akrab Den Isyana, membawa pulang penghargaan Puteri Tari Indonesia Best Sosial Media.
Keduanya tampil memukau dalam ajang nasional bergengsi ini setelah sebelumnya sukses di tingkat provinsi. Yoga merupakan Juara 1 Putra Tari Jawa Timur, sementara Nisa adalah Runner Up 1 Puteri Tari Jawa Timur. Dalam kompetisi yang melibatkan talenta terbaik dari seluruh Indonesia ini, Yoga dan Nisa tidak hanya membawa nama Tuban, tetapi juga memperkuat posisi Jawa Timur di dunia seni tari.
Cerita Inspiratif Yoga
Yoga Dimas Ariyansyah, pemuda asal Desa Sumurgung, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, menjadi bukti nyata bahwa mimpi besar tidak mengenal batas tempat dan latar belakang. Alumni MA NU 01 Mambaul Ulum ini mengukir prestasi gemilang sebagai pemenang tingkat provinsi dalam ajang Putra Tari Jawa Timur 2024, yang membawanya mewakili Jawa Timur di tingkat nasional.
Dalam kesehariannya, Yoga membantu neneknya berjualan nasi jagung di rumah. Namun, di balik kesederhanaan hidupnya, tersimpan semangat besar untuk membawa nama baik Tuban dan Jawa Timur di dunia seni tari. Tidak hanya menari, Yoga juga tertarik pada pencak silat, makeup, dan menyanyi, meskipun ia merasa kemampuannya dalam bidang tersebut masih perlu diasah.
Motivasi Yoga mengikuti lomba seni tari ini sederhana tetapi mendalam. Ia ingin membuktikan bahwa pemuda dari desa kecil sekalipun bisa bersinar di panggung nasional. “Saya ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa lulusan madrasah aliyah dari desa bisa, loh, membawa nama baik daerah. Sebagai generasi muda, kita punya kewajiban melestarikan seni, baik di tingkat lokal, nasional, bahkan internasional,” ungkap Yoga penuh semangat, Minggu (22/12/2024).
Namun, perjalanan Yoga tidaklah mudah. Ia sempat merasa minder saat berhadapan dengan peserta lain yang rata-rata mahasiswa atau lulusan universitas ternama. Meski begitu, dengan doa dan usaha, ia berhasil membawa nama Jawa Timur ke tingkat nasional.
Pengalaman berharga di ajang nasional
Mengikuti ajang ini memberikan Yoga pengalaman luar biasa. Ia mendapatkan banyak ilmu baru, seperti kelas modeling, beauty class, public speaking, hingga materi dari Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Kebudayaan. Selain itu, ia juga menjalin relasi dengan peserta dari berbagai daerah yang kini dianggapnya sebagai keluarga baru.
“Di sana, saya belajar arti sabar, perbedaan, dan persaudaraan. Kami saling mendukung, bertukar pikiran, dan berbagi budaya. Ajang ini bukan sekadar lomba, tetapi wadah bagi generasi muda untuk melestarikan seni tari dan menjalin persaudaraan antardaerah,” ujar Yoga penuh haru.
Pada saat lomba, Yoga menunjukkan kebolehannya dalam menari dan memukau dewan juri dengan Tari Gendro. Tari Gendro adalah tari kreasi baru yang terinspirasi dari kesenian jaranan masyarakat Kediri.
Tantangan dan dukungan
Berjuang di tengah keterbatasan finansial menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Yoga. Namun, ia bersyukur atas dukungan penuh dari Disbudporapar Tuban yang membantunya mewujudkan mimpi besar ini.
“Saya sangat bersyukur. Meski saya bukan dari keluarga mapan, saya bisa sampai di titik ini. Saya mungkin belum membawa gelar juara di tingkat nasional, tetapi bagi saya, keberanian untuk melangkah dan keluar dari zona nyaman sudah membuat saya menjadi juara,” tuturnya.
Yoga berharap generasi muda dapat menghentikan stigma negatif terhadap laki-laki yang mencintai seni tari. “Dunia tari itu indah dan keren. Kita, sebagai generasi muda, punya tugas untuk melestarikan budaya ini. Jika bukan kita, siapa lagi?,” tanyanya.
Ia juga ingin terus menginspirasi melalui seni tari, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan menjadi pelopor seni tari masa kini. “Jangan pernah minder dari mana pun asal kalian. Beranilah melangkah, karena perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil,” pesannya.
Yoga menutup ceritanya dengan ajakan penuh makna: “Teruslah belajar, jangan pernah puas, dan tampung ilmu sebanyak-banyaknya untuk masa depan,” katanya.
Dengan semangatnya, Yoga telah membuktikan bahwa dari desa kecil pun, mimpi besar bisa menjadi kenyataan. Prestasi ini menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk terus melestarikan budaya Indonesia. (dadang bs/hei)