- Oleh Jhon Rico
- Minggu, 24 November 2024 | 11:55 WIB
: Sejumlah becana tanah longsor terjadi di beberapa desa di Temanggung. Foto: BPBD Kab. Temanggung.
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Senin, 4 Maret 2024 | 09:08 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 224
Temanggung, InfoPublik - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memeringatkan adanya cuaca ekstrem di Indonesia yang masih berpotensi hingga 8 Maret 2024 mendatang. Namun, berdasarkan prakiraan musim hujan 2023/2024 BMKG, puncak musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia sudah terlewati.
BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada dan melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap peningkatan curah hujan. Informasi seputar peristiwa ini dapat diperoleh melalui kanal informasi BMKG, maupun menghubungi kantor BMKG terdekat.
Kondisi cuaca ekstrem yang dipantau BMKG tersebut dipicu oleh aktifitas Madden Jullian Oscillation (MJO), saat ini memasuki fase 3 (Samudra Hindia Bagian Timur), dan diprediksi akan memasuki wilayah Indonesia mulai dari bagian barat dan bergerak ke timur. Selain itu, aktifitas gelombang Rossby Ekuatorial di sebagian wilayah Indonesia, serta terbentuknya pola perlambatan, pertemuan, dan belokan angin yang terbentuk di sebagian wilayah Indonesia.
Kondisi tersebut, mampu meningkatkan potensi hujan dengan intensitas SEDANG-LEBAT yang disertai kilat/angin kencang di wilayah Indonesia untuk periode 1-8 Maret 2024, diantaranya di Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, dan Jawa Timur.
BMKG akan terus memantau kondisi cuaca dan perubahannya berdasarkan data dan analisis terkini selama sepekan setiap harinya. Untuk itu, masyarakat diimbau tetap waspada dan melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap peningkatan curah hujan yang berpotensi terjadi dalam seminggu ke depan dengan terus memperbarui informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca dari BMKG.
Sementara itu, di Temanggung terjadi sejumlah bencana, diantaranya di Dusun Lamuk RT 05 RW 05 Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo yang membuat talud rumah Adi Handoko longsor seluas 1 x 18 meter. Bencana ini masuk kategori rusak ringan dengan kerugian sekitar Rp16 juta.
Material dari longsor ini kemudian menimpa rumah milik Sarni seluas 8 x 2.5 meter dan kerusakan masuk sedang dengan taksiran kerugian Rp15 juta, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Selain itu, tanah longsor terjadi di Dusun Pringsewu RT 05 RW 03 Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung.
Penyebab longsor adalah tertutupnya saluran air oleh sampah. Air lantas menuju ke rumah Bandi dan Zaenal, limpahan air menggenang pada bagian dapur, sehingga mengakibatkan talud rumah Zaenal longsor seluas 10x 2 meter, kategori rusak ringan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Temanggung, Toifur Hadi mengatakan, upaya yang dilakukan BPBD yakni pendataan dan tinjau lokasi, serta koordinasi dengan pihak terkait untuk penanganan. (Aiz;Ekp;Mc Kab. Temanggung)