Puluhan Mahasiswa STK Santo Yakobus Jalani Pemeriksaan HIV

: Puluhan mahasiswa dan mahasiswi STK Santo Yakobus Merauke saat menjalani pemeriksaan HIV di Kampus STK Santo Yakobus Merauke-Foto:Mc.Merauke


Oleh MC KAB MERAUKE, Selasa, 27 Februari 2024 | 09:20 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 146


Merauke, InfoPublik - Puluhan atau sekitar 70 mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Katolik (STK) Santo Yakobus Merauke menjalani pemeriksaan HIV di Kampus STK Santo Yakobus Merauke, Sabtu (24/02/2024).

Pemeriksaan ini atas kerja sama KPA Merauke, Pusat Kesehatan Reproduksi Dinkes Kabupaten Merauke, dan Yayasan Pelangi Maluku Kabupaten Merauke.
Petugas Harian Yayasan Pelangi Merauke Epainetus Wuryanto di sela-sela pemeriksaan tersebut mengatakan pemeriksaan yang dilakukan ini adalah voluntary Counseling and Testing (VCT).

"Pemeriksaan. Tes sukarela HIV dan IMS dengan melibatkan sekitar 70 mahasiswa-mahasiswi," kata Epainetus. Menurutnya, pemeriksaan ini dapat dilakukan setelah sebelumnya pihaknya melakukan penyuluhan tentang HIV kepada para mahasiswa mahasiswi tersebut dan mereka tertantang untuk melakukan pemeriksaan.

"Kita juga berikan tantangan kepada mereka kalau mereka memang mau melihat status kesehatan mereka apakah bebas HIV atau tidak maka satu satunya adalah melakukan pemeriksaan. Mereka tertantang dan hari ini mereka melakukan pemeriksaan secara sukarela," jelasnya.

Dikatakannya, penularan HIV khususnya di Papua selama ini memang sebagian besar karena perilaku lewat hubungan seks bebas. Namun tidak seluruhnya orang tertular karena hubungan seks tersebut.Ada juga yang bisa tertular melalui donor darah, jarum suntik dan sebagainya.

Epainetus menjelaskan bahwa apapun hasil dari pemeriksaan yang dilakukan ini sifatnya rahasia yang hanya dapat diketahui oleh yang bersangkutan dan pendampingnya nanti. "Tentu akan kita dampingi mereka jika ada diantara yang tertular atau IMS, tapi harapan kita semua negatif, " harapnya.

Ditambahkan, pemeriksaan yang dilakukan ini sebenarnya untuk mengetahui status seseorang secara dini apakah tertular atau tidak. "Lebih cepat ditemukan lebih bagus, karena penanganannya lebih mudah dibanding kalau sudah parah, " tambahnya.(McMrk/02/Ngr/Eyv)

 

Berita Terkait Lainnya