- Oleh MC KOTA BANDA ACEH
- Rabu, 27 November 2024 | 08:31 WIB
:
Oleh MC KOTA BANDA ACEH, Kamis, 11 Januari 2024 | 17:29 WIB - Redaktur: Juli - 113
Banda Aceh, InfoPublik - Atas dukungan UNICEF Aceh, Dinas P3AP2KB Kota Banda Aceh menggelar FGD mengenai Penyusunan Rencana Kerja dan Mekanisme Rujukan Penerbitan Akta Kelahiran dan Pemberian Imunisasi Dasar Bayi Baru Lahir, pada Rabu (10/1/2024).
Langkah itu guna meningkatkan pemenuhan hak anak untuk memperoleh standar kesehatan dan perawatan sebaik-baiknya, serta mendapatkan standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik mental, spiritual, moral, dan sosial anak.
Kegiatan yang digelar di Hotel Seventeen ini dibuka oleh Staf Ahli bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Sekretariat Daerah Alizar Usman, dan diikuti oleh perwakilan OPD di Kota Banda Aceh.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Banda Aceh Cut Azharida, menyampaikan bahwa ini menjadi penting didiskusikan karena cakupan capaian akta kelahiran anak yang dikeluarkan oleh Disdukcapil Kota Banda Aceh sampai dengan November 2023 sudah mencapai 98,6%. Namun adanya kesenjangan antara penerbitan akte kelahiran dan capaian imunisasi.
Lanjut dia, hal ini membutuhkan kerja sama lintas sektor, bagaimana menyusun rencana kerja bersama antar-fasilitas kesehatan dan kantor catatan sipil dengan dinas terkait lainnya di Kota Banda Aceh sehingga adanya sinergi/keterkaitan antara penerbitan akta kelahiran dan peningkatan capaian cakupan imunisasi.
"Harapan kita semoga pada tahun 2024 cakupan imunisasi HB0 dapat mencapai 100%," harap Cut.
Cut menyampaikan bahwa cakupan imunisasi di Kota Banda Aceh belum mencapai angka yang memuaskan. Adanya berita bohong hingga isu halal dan haram produk vaksin menjadi satu dari sekian penyebab yang menghambat vaksinasi.
"Situasi tersebut sangatlah memprihatinkan, tentu hal ini akan menjadi perhatian serius baik bagi pemerintah dan semua unsur masyarakat Kota Banda Aceh," ungkapnya.
Dalam pidato singkat saat membuka acara, Alizar Usman menyampaikan bahwa kondisi ini sangat prihatin terjadi di Banda Aceh, karena sebelumnya Universal Child Immunization atau (UCI) sempat membaik hingga angka 88 persen di level desa. Namun pandemi Covid-19 telah menyebabkan turun drastis hingga sempat ke titik cakupan imunisasi 40,9 persen pada 2021.
"Untuk itu, warga Kota Banda Aceh khususnya pasangan muda perlu diedukasi tentang manfaat imunisasi terhadap kekebalan tubuh, serta upaya mencegah polio, campak, hepatitis B, tetanus, pertussis, difteri, pneumonia, dan meningitis," pungkasnya. (Hus/Hz)