Katahati Institute Ubah Limbah Serat Daun Nanas di Pegasing Jadi Bernilai Jual Tinggi

: Penjabat Bupati Aceh Tengah, Ir. T. Mirzuan, MT, di dampingi Camat Pegasing, Sukurdi Win S.STP, M.Si pada kunjungan ke salah satu kelompok binaan Katahati Institute di Kecamatan Pegasing pada Kamis (04/01/2024).


Oleh MC KAB ACEH TENGAH, Jumat, 5 Januari 2024 | 22:44 WIB - Redaktur: Juli - 76


Takengon, InfoPublik - Katahati Institute, sebuah lembaga yang fokus pada isu gender, hak asasi manusia, dan tata pemerintahan bersih, mengubah limbah serat daun nanas di Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Kecamatan Pegasing, yang dikenal sebagai penghasil buah nanas lokal di Kabupaten Aceh Tengah, kini memanfaatkan potensi daun nanas yang sebelumnya dianggap sebagai limbah.

Camat Pegasing, Sukurdi Win menyampaikan laporan kepada Penjabat Bupati Aceh Tengah, IT. Mirzuan, pada kunjungan ke salah satu kelompok binaan Katahati Institute pada Kamis (4/1/2024).

Ia menyatakan bahwa pengolahan serat nanas dari limbah daun nanas dapat menjadi peluang pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dapat mendukung perekonomian masyarakat.

"Momen yang sangat baik, peninjauan langsung pengolahan serat nanas yang berasal dari limbah daun nanas menjadi peluang UMKM untuk lebih berkembang dan dapat menunjang ekonomi masyarakat. Ada beberapa kelompok yang telah dilatih dan diberdayakan oleh Katahati, terima kasih," ujar Camat Pegasing.

Ia menambahkan bahwa sinergisitas antara pemerintah daerah dan Katahati Institute telah terbangun, memungkinkan masyarakat memaksimalkan potensi lokal untuk menciptakan berbagai hasil karya inovatif berbahan dasar serat nanas.

Dalam kesempatannya, Pj. Bupati Aceh Tengah, T. Mirzuan menyampaikan apresiasi kepada Katahati Institute atas upaya pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan limbah daun nanas menjadi produk bernilai ekonomi. "Sebelumnya terima kasih kepada Katahati yang telah membina masyarakat Pegasing. Kita telah melihat hasil potensi serat nanas, sesuatu yang dapat bernilai ekonomi bagi masyarakat," ucapnya.

Lanjut dia, dengan nilai ekonominya yang tinggi, pemerintah berkomitmen mendukung pengembangan pengolahan limbah daun nanas. Selain menjadi bahan kain tenun, daun nanas juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk, seperti kerajinan tangan, pakan ternak, pupuk, dan kertas.

"Melihat nilai ekonominya yang cukup tinggi, pemerintah berkomitmen penuh mendukung pengembangan pengolahan limbah daun nanas karena memberikan manfaat lebih besar. Selain menjadi kain Tenun, daun nanas juga mampu dimanfaatkan untuk kerajinan tangan, pakan ternak, pupuk dan kertas," ujar T. Mirzuan.

Produksi serat nanas, yang dihasilkan dari 100 Kg limbah daun nanas, menghasilkan 1 Kg serat nanas dengan nilai jual Rp80.000,00 per Kg. Proses produksi melibatkan beberapa tahap, mulai dari sortasi daun nanas, penggilingan dengan alat khusus, pencucian, hingga proses pengeringan selama kurang lebih tiga hari.

Pj. Bupati T. Mirzuan berharap masyarakat Aceh Tengah dapat mengenalkan Kecamatan Pegasing sebagai desa agrowisata nanas. "Bantu viralkan agar Pegasing dikenal bukan hanya buah nanasnya saja, tapi juga produk lain berasal dari bahan baku nanas. Buat branding menjadikan identitas daerah yang diingat dan kenal karena potensi keunggulannya," tutupnya.(Fasya Harsa/MC Aceh Tengah)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA BANDA ACEH
  • Senin, 29 April 2024 | 14:16 WIB
Prevalensi Stunting di Kota Banda Aceh Turun 3,4%, Ini Kuncinya
  • Oleh MC PROV ACEH
  • Senin, 29 April 2024 | 09:29 WIB
Hari Laut Sedunia, ASDP dan Dishub Aceh Bersihkan Pelabuhan Ulee Lheue
  • Oleh Eko Budiono
  • Sabtu, 27 April 2024 | 17:27 WIB
Percepat Kemandirian Pemda, Kemendagri Dorong Inovasi