:
Oleh MC KAB SLEMAN, Jumat, 29 Desember 2023 | 08:50 WIB - Redaktur: Tobari - 56
Sleman, InfoPublik – Sebanyak 37 guru dari berbagai sekolah di Yogyakarta mengikuti pelatihan pendekatan model pembelajaran Kurikulum 2013 atau MiKIR, culturally responsive teaching (CRT), dan teaching at right level (TaRL), Kamis (29/12/2023).
Acara yang diselenggarakan di Ruang Sidang 3 Fakultas MIPA UNY ini dihadiri tim dosen Departemen Pendidikan IPA UNY antara lain Dr. Sabar Nurohman, Dr. Laifa Rahmawati, Putri Anjarsari, M.Pd., Purwanti Widhy Hastuti, M.Pd., Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd., dan Rizki Arumning Tyas, M.Pd.
Dalam sambutannya, Sabar Nurohman mengungkapkan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka, khususnya melalui penerapan pendekatan MiKIR, CRT, dan TaRL.
“Keberhasilan implementasi kurikulum yang efektif memerlukan pemahaman mendalam tentang kebutuhan siswa, responsivitas terhadap konteks budaya, serta penggunaan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa,” ujarnya.
Secara bergantia, tim dosen Departemen Pendidikan IPA UNY menyampaikan pentingnya pendekatan-pendekatan tersebut dalam memberikan pengajaran yang efektif dan relevan.
Sabar Nurohman memberikan pemaparan mengenai MiKIR dan bagaimana metode ini dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran sehari-hari. Putri Anjarsari menjelaskan tentang pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT).
“CRT merupakan pendekatan yang mengakui dan menghargai keberagaman budaya siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih terhubung dengan realitas kehidupan mereka,” ujarnya.
Sedangkan, Widodo Setiyo Wibowo memberikan wawasan mengenai Teaching at Right Level (TaRL), suatu metode yang menekankan pada penyesuaian materi pembelajaran sesuai dengan tingkat pemahaman masing-masing siswa.
“Ini dianggap sebagai strategi yang efektif untuk menanggapi keberagaman tingkat pemahaman di dalam satu kelas,” paparnya.
Pelatihan ini memberikan kesempatan bagi para guru untuk saling bertukar informasi dan strategi yang dapat diterapkan di kelas mereka.
Para peserta diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam praktek sehari-hari di sekolah mereka. Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya menjadi sarana penyampaian informasi, tetapi juga platform kolaboratif untuk membangun kapasitas guru dalam memberikan pendidikan yang lebih baik dan sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka. (Athiful/KIM Depok/toeb)