:
Oleh MC KAB SLEMAN, Jumat, 15 Desember 2023 | 09:40 WIB - Redaktur: Tobari - 46
Sleman, InfoPublik - Puskesmas Seyegan menyelenggarakan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk 3 Kalurahan yaitu Margomulyo, Margoagung dan Margokaton di RM Gendhuk Wulan,, Rabu (13/12/2023).
Kegiatan MMD ini mengundang Lurah, Kamituwo, Dukuh, Ketua LPMKal, dan kader kesehatan dari masing masing Kalurahan untuk bersama sama mencermati hasil SMD (Survey Mawas Diri) yang telah dilakukan melalui google form.
Subagyo Rahayu, Kepala Jawatan Sosial Kapanewon Seyegan di awal sambutan dan pengarahannya mengatakan bahwa di Indonesia telah masuk lagi wabah covid dengan varian baru, sehingga diwacanakan Puskesmas untuk membuka lagi layanan swab.
Selanjutnya Subagyo mengajak peserta MMD untuk mencermati hasil raport SMD yang sudah dibagikan dan memperlihatkan kasus stunting yang cenderung meningkat. “Seyegan sendiri menduduki rangking ke-2 dalam kasus stunting di Sleman,” ungkap Subagyo.
Subagyo mengajak masing masing stakeholder di Kalurahan untuk melihat faktor pendukung sehingga kasus stunting menjadi naik. “Dari mulai derajat sanitasi sampai dengan pola asuh terhadap anak dengan status stunting,” ujar Subagyo.
Subagyo menyadari bahwa skala prioritas dari masing masing Kalurahan akan berbeda karena memang mempunyai kultur yang berbeda pula. Namun berkaitan dengan pola asuh dan pola makan dengan gizi seimbang merupakan upaya yang bisa diprioritaskan bersama.
Sekaligus Subagyo mengajak untuk mendukung pencanangan target tahun 2024, kasus stunting turun 24 % di DIY. “Forum MMD ini dijadikan wadah untuk merumuskan kegiatan di tahun 2025 yang mendukung penurunan angka stunting,” imbuhnya.
Ketua SMD Puskesmas Seyegan, Jumarko menyampaikan bahwa kegiatan MMD merupakan siklus perencanaan tahunan di Kalurahan berdasarkan evidence base.
“Dengan alokasi anggaran yang ada di APBKal diharapkan dapat merencanakan kegiatan yang anggarannya berbasis masalah,” terang Jumarko.
Dari pengamatan Jumarko, kasus stunting mulai bergeser dari malnutrisi ( kekurangan gizi) kearah pola asuh yang salah yaitu menyerahkan pengasuhan anak pada asisten rumah tangga.
Meskipun demikian, Jumarko tidak menampik bahwa ada beberapa kasus stunting diakibatkan oleh kekurangan energi kronis (KEK). “Di sinilah dipentingkan adanya edukasi kepada masyarakat secara intensif,” tegasnya.
“Dalam banyak kasus juga menempatkan edukasi masyarakat menjadi titik krusial. Munculnya penyakit kanker servik yang tinggi di masyarakat karena ketidakpedulian masyarakat untuk memanfaatkan dan mengakses kegiatan IVA Test yang ada di Puskesmas. Sehingga banyak kasus terlambat untuk ditangani karena deteksi dini tidak dilakukan,” jelas Jumarko lagi.
Reni Anjar Asmarani, Kepala Puskesmas Seyegan dalam pengarahannya menyampaikan bahwa dengan hasil MMD ini dapat untuk menentukan arah kebijakan bidang kesehatan di tahun 2025. Hasil SMD dari masing masing Kalurahan bisa menjadi bahan diskusi untuk menentukan kegiatan sekaligus anggaran yang akan dialokasikan melalui APBKal.
Dalam catatan Reni, untuk Margomulyo ada 3 masalah yang dihadapi berkaitan dengan PTM (Penyakit Tidak Menular), TBC, IVA Test dan Stunting. Sedangkan pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan cakupan yang masih rendah terjadi di Margokaton dan Margoagung. Demikian pula cakupan air bersih dan penyakit batuk pilek yang cenderung meningkat.
Tiga kelompok Kelurahan akhirnya berdiskusi dengan didampingi oleh tenaga kesehatan pendamping untuk menentukan 4 besar permasalahan sebagai hasil Survey Mawas Diri, dan mencari penyebab serta solusi yang tepat untuk diusulkan menjadi kegiatan yang penganggarannya ada di Kalurahan. Hasil diskusi juga menjadi catatan Puskesmas untuk intervensi kegiatan yang sesuai evidence base. (Sutarto Agus/KIM Seyegan/toeb)