Wabup Belu Buka Sosialisasi Cegah Tingginya ATS di Belu, TTS, dan Kupang

: Kegiatan Sosialisasi dan Kick Off Program Anak Tidak Sekolah (ATS) Kerjasama Pemerintah Daerah Provinsi NTT dengan Unicef melalui Yayasan CIS Timor Indonesia.


Oleh MC KAB BELU, Kamis, 7 Desember 2023 | 16:00 WIB - Redaktur: Juli - 51


Belu, InfoPublik - Wakil Bupati Belu, Aloysius Haleserens membuka kegiatan sosialisasi cegah tingginya ATS di Kabupaten Belu, TTS dan Kabupaten Kupang, Selasa (5/12/2023), di Hotel Timor Atambua ini

Kegiatan Sosialisasi dan Kick Off Program Anak Tidak Sekolah (ATS) Kerja Sama Pemerintah Daerah Provinsi NTT dengan Unicef melalui Yayasan CIS Timor Indonesia.

Wabup dalam sambutannya saat membuka kegiatan ini secara resmi menekankan pentingnya data ATS serta guru - guru yang diharapkan untuk dapat berperan aktif jika ada muridnya yang tidak mengikuti ujian.

Selain itu, dengan adanya kurikulum merdeka guru juga diharapkan agar bisa lebih kreatif dalam menggunakan cara - cara yang tidak membosankan dalam mengajar.

Menurut wakil bupati dengan adanya data maka dapat diketahui alasan anak tidak sekolah untuk dicari solusinya sebab masalah anak tidak sekolah merupakan persoalan yang kompleks.

"Jadi kita mau cegah putus sekolah jangan terjadi lagi, stop di situ. Kalau kita biarkan mereka, yakin pada 2045 kita kehilangan generasi - generasi emas yang kita harapkan untuk membangun bangsa ini, jadi bapak desa, bapak Lurah mudah - mudahan kalian punya data bisa siap sudah, nanti data itu akan di-crosscek dengan data yang ada di Dinas Pendidikan," tandas wabup.

Perwakilan UNICEF Indonesia, Eni Kudus mengatakan, ada berbagai alasan utama anak tidak sekolah di antaranya anak tidak mau sekolah, tidak mempunyai biaya, letak sekolah yang jauh, pendidikan cukup, memilih menikah atau mengurus rumah tangga, mengalami kekerasan di sekolah, memilih untuk bekerja membantu orang tua baik dengan upah maupun tanpa upah, kurangnya perhatian orang tua, pengaruh lingkungan, adanya anggapan bahwa sekolah tidak penting serta alasan lainnya.

Adapun beberapa strategi yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan data ATS yang akurat dari SIPBM dan Dapodik yang kemudian ditindaklanjuti dengan gerakan kembali bersekolah dengan mengembalikan ATS ke layanan pendidikan baik melalui jalur formal maupun non formal atau dibekali dengan keterampilan yang dilanjutkan dengan monitoring dan dukungan secara berkelanjutan untuk memastikan proses belajar anak tidak terhenti dan tertangani dengan maksimal.

Sementara itu Direktur CIS Timor Indonesia, Haris Ch. Oematan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Belu atas dukungan yang selalu diberikan Kepada CIS Timor dalam setiap kegiatan yang mereka laksanakan di Kabupaten Belu termasuk dalam pelaksanaan program ini.

Pihaknya, kata dia berharap, dalam project ini yang pertama adalah ada komitmen dari pemerintah dan para pihak kolaborasi terkait dengan isu anak tidak sekolah.

"Anak tidak sekolah ini tidak semata-mata anak tidak sekolah tapi ada beberapa kategori untuk anak tidak sekolah dan NTT masuk ke dalam peringkat ke-10 dari 34 provinsi, yang kedua jika kita punya komitmen untuk kolaborasi maka target berikutnya adalah kita punya data, untuk data anak tidak sekolah kita akan menggunakan Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) yang menjadi model dari Kementerian Desa dan untuk Kabupaten Belu ada di 2 desa, 1 kelurahan yaitu di Desa Manleten, Desa Bakustulama dan Kelurahan Fatukbot," terang Haris Oematan.

Kegiatan ini dihadiri oleh para Pimpinan Perangkat Daerah terkait, kepala desa dan Lurah yang wilayahnya menjadi pilot project pada program ini, serta Kepala PKBM dengan Nara sumber yang berasal dari Kementerian Desa dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT yang mengikuti kegiatan ini secara online.

Dalam kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan berita acara Nota Kesepahaman Unicef dan Pemerintah Kabupaten Belu terkait Program pengembangan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Belu oleh Wakil Bupati Belu dan Perkawilan Unicef NTT.