Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Surabaya Gelar Talkshow Kesehatan Mental

:


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 1 Desember 2023 | 14:19 WIB - Redaktur: Tobari - 63


Surabaya, InfoPublik – Guna merawat kesehatan mental bagi para pegawainya, Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Surabaya menggelar kegiatan Talkshow Mental Health atau Kesehatan Mental, secara hybrid, di Surabaya, Jumat (1/12/2023). 

Talkshow bertajuk ‘Am I Ok?’ itu, dibuka secara langsung oleh Kepala Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Surabaya, Ricky Setiawan Anas. Dalam sambutannya, Ia menyampaikan talkshow ini akan memberikan pencerahan terhadap kesehatan mental. 

“Seminar ini menghadirkan seorang dokter psikolog, yaitu Dra Astrid Regina Sapiie, yang akan memberikan pencerahan terhadap mental kita. Karena kegiatan sehari-hari kita tidak menutup kemungkinan ada permasalahan-permasalahan yang dapat mengganggu kesehatan mental,” tutur Ricky. 

Ricky berharap, dengan seminar ini, mudah-mudahan para pegawai bisa mengikutinya dengan baik dan dapat bermanfaat. 

“Mudah-mudahan nanti dengan adanya pencerahan dari psikolog, kita bisa mencurahkan isi hati apabila ada yang bertanya kepada psikolog supaya bisa diatasi perasaan gejolak emosi yang selama ini dipendam. Sehingga dapat membuat kita lebih bahagia, dan membuat pekerjaan kita terlaksana dengan lerbih baik,” harap Ricky. 

Sementara itu, hadir sebagai pembicara, Dra. Astrid Regina Sapiie, menjelaskan materinya yang berjudul ‘Making Sure that I am Okay’. Di paparkannya, kondisi mental itu ditandai dengan sering menderita sakit kepala, nafsu makan terganggu, cemas, khawatir, pencernaan yang terganggu, susah tidur, pola makan terganggu, dan lain sebagainya. 

“Faktanya, jaksa termasuk profesi dengan tingkat stres tinggi. Pada jaksa laki-laki, beban kerja tinggi menjadi prediktor distres berupa burnout. Stres dihadapi dengan eksternalisasi masalah. Sedangkan, pada jaksa perempuan, masalah kesehatan mental terjadi karena stressor emosional. Jaksa perempuan menghadapi stres dengan internalisasi dan penghindaran,” jelas dr. Astrid.

Lebih lanjut, dr. Astrid menerangkan, bagi jaksa perempuan umumnya, dalam menghadapi stres dengan internalisasi itu adalah menyalahkan diri sendiri dan menuntut diri sendriri untuk bertanggung jawab. Dengan begitu, dapat rawan mengalami isu kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. 

Sedangkan laki-laki, mereka menghadapi stres biasanya dengan eksternalisai. Yaitu dengan masalah diarahkan ke luar, melakukan aktivitas yang disebut dengan ‘healing’ seperti merokok, maupun memarahi orang lain.

"Sehingga dapat rawan mengalami isu kesehatan mental berupa adiksi dan perilaku maladaptif atau perilaku yang tidak biasa,” terang dr. Astrid yang juga merupakan Direktur atau CEO Dear Astrid Story Sharing Space itu. 

Menurut dr. Astrid, kesehatan mental itu sederhananya adalah kondisi sejahtera, kalau sehat secara fisik, mental maupun sosial tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan. Sehat mental adalah sehat fisik dan sehat secara sosial, itu sebabnya kesehatan mental adalah sejahtera lahir batin. 

“Berdasarkan sumber dari Kementerian Kesehatan, masalah kesehatan mental adalah masalah fisik, mental, sosial, tumbuh-kembang, dan atau kualitas hidup yang memunculkan risiko gangguan mental. Sedangkan gangguan mental, adalah gangguan perilaku dan perasaan yang dapat menyebabkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia,” paparnya. 

Dimensi kesehatan mental, disebutkan dr. Astrid, terdiri dari beberapa tingkatan. Yakni normal, stres, cemas, dan depresi. “Kalau normal itu kondisinya enak makan, tidur, dan lainnya.

Kalau stress, tidak enak makan, sulit tidur, bingung, dan sulit mengambil keputusan. Sedangkan cemas, tidak bisa lepas dari pikiran menakutkan yang belum terjadi. Dan untuk depresi, memiliki rasa bersalah, menyesal, kecewa, sedih atas kejadian di masa lalu,” sebut dr. Astrid. 

Maka dari itu, dr. Astrid, menganjurkan, untuk merawat kesehatan mental harus mencintai diri sendiri atau self love, karena menerapkan self-love dapat berdampak positif pada kesehatan mental. 

“Self Love berarti menerima diri atau biopsikososial spiritual apa adanya, merasa nyaman dengan diri sendiri, self worth dan self mastery. Mencintai diri sendiri itu penting, karena bisa menerima diri sendiri dan dapat terhindar dari stress,” ujar dr. Astrid. 

Untuk belajar mencintai diri sendiri, dr. Astrid mengatakan, harus memulai untuk mengenal batasan diri dan dapat mengelola stres. Ia berpesan agar selalu menjaga kesehatan dengan pola hidup yang baik dan mencintai diri sendiri.

Mengelola stres dapat dilakukan dengan self management yang bisa dilatih dan dikembangkan. Pikiran adalah komando pengelolaan stres, tidak semua stressor dapat diantisipasi namun gaya hidup sehat adalah strategi pertama dan utama.

"Cintai diri sendiri, lakukan sesuatu sewajarnya, jaga emosi, jaga kesehatan hidup damai dengan kesehatan InsyaAllah semua akan baik-baik saja,” pungkasnya. 

Diketahui, talkshow kesehatan mental hasil kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) tersebut bisa diakses di saluran youtube Kejari Tanjung Perak. (MC jatim/ida-vin/toeb)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Sabtu, 27 Juli 2024 | 01:02 WIB
Pemkab Mojokerto Gencar Sosialisasikan Gerakan Gagah Bencana
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Sabtu, 27 Juli 2024 | 01:01 WIB
Lima Pemain Putri Asal Jatim di Panggil PBVSI untuk SEA V League
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Sabtu, 27 Juli 2024 | 01:00 WIB
Komisi D DPRD Minta PU Bina Marga Jatim Prioritaskan Perbaikan Jalan Provinsi
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Sabtu, 27 Juli 2024 | 01:00 WIB
Era Baru Pendidikan Bisnis Berstandar Global, Petra Business School Diluncurkan
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 26 Juli 2024 | 20:56 WIB
Sepuluh Koperasi di Kabupaten Pasuruan Sudah UKK
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 26 Juli 2024 | 21:00 WIB
Pj Bupati Pasuruan Andriyanto Hadiri Puncak Peringatan Hari Koperasi ke - 77
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 26 Juli 2024 | 20:58 WIB
PB PASI Apresiasi Telkom Gelar Event Digiland Run 2024