: Asisten I Setda Provinsi Papua Selatan Drs. Agustinus Joko Guritno, M.Si saat membuka sosialisasi kebijakan penanggulangan stunting dan pengupasan kemiskinan esktrim di Provinsi Papua Selatan, Rabu (29/11/2023) -Foto Mc.Merauke
Oleh MC KAB MERAUKE, Jumat, 1 Desember 2023 | 06:06 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 38
Merauke, InfoPublik – Jumlah penderita stunting di Provinsi Papua Selatan sampai sekarang ini masih cukup tinggi. Asisten I Setda Provinsi Papua Selatan Agustinus Joko Guritno saat membuka sosialisasi kebijakan penanggulangan stunting dan penghapusan kemiskinan esktrim di Provinsi Papua Selatan mengungkapkan, jumlah anak dan balita yang mengalami stunting di empat kabupaten cakupan Provinsi Papua Selatan sebanyak 3.296 anak.
‘’Tentunya, ini masih sangat tinggi harus menjadi perhatian bersama dalam penanggulangannya,’’ tandasnya, Rabu (29/11/2023).
Dikatakan, minimnya pengetahuan dan pengelolaan pemberdayaan kesejahteraan keluarga, salah satu faktor tingginya stunting dan kemiskinan ekstrim tersebut, sehingga perlu dibahas dan dievaluasi agar seluruh program pemerintah yang diturunkan dapat tepat sasaran.
‘’Sosialisasi kebijakan ini memiliki makna yang cukup strategis sebagai wahana koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dalam rangka merumuskan kebijakan kesejahteraan rakyat guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat lebih khusus penanggulangan stunting dan penghapusan kemiskinan di Provinsi Papua Selatan,’’imbuhnya.
Untuk itu, lewat kegiatan itu, diharapkan mampu menghasilkan rumusan kebijakan dan dapat dimanfaatkan saling bertukar pikiran dan menyampaikan gagasan dan inovasi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
‘’Hal ini perlu saya sampaikan beberapa hal kepada kepala OPD dalam merencanakan kegiatan dapat memprogramkan pelayanan yang menyentuh langsung dan bermanfaat serta tepat sasaran bagi masyarakat baik pelayanan dasar maupun non pelayanan dasar demi kesejahteraan ,’’imbuhnya.
Agustinus Joko Guritno juga meningatkan agar dalam penanganan stunting dan kemiskinan ekstrim tersebut, jangan sampai terjadi seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo dimana dana yang disediakan untuk penanggulangan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrim lebih banyak dihabiskan untuk rapat-rapat dan perjalanan dinas, sementara action sedikit.(McMrk/02/Ngr/Eyv)