Penyerapan Pupuk Bersubsidi di Merauke Masih Rendah

: Pupuk subsidi urea-Foto:Mc.Merauke


Oleh MC KAB MERAUKE, Rabu, 22 November 2023 | 07:59 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 82


Merauke, InfoPublik - Rendahnya realisasi penyerapan pupuk subsidi di Merauke tidak terlepas dari kondisi gagal panen yang dirasakan petani khususnya petani padi beberapa tahun terakhir ini.

Menurunnya produktivitas padi ini mengakibatkan petani tidak mampu menebus pupuk sehingga realisasi penyerapan pupuk subsidi menjadi sangat rendah.

"Khusus di empat sentra produksi yaitu Semangga, Kurik, Tanah Miring, Malind sebagian besar petani padi, sementara tiga tahun terakhir ini produktivitas terutama di komoditi padi itu sangat jatuh sehingga sebagian besar masyarakat tidak bisa menebus pupuk,” terang Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Merauke, Sukarmin, Jumat (17/11/2023).

Ada kekhawatiran jika penyerapan tahun ini tidak maksimal maka akan berdampak pada kuota pupuk subsidi pada 2024. Untuk itu, pihaknya akan mengecek data petani yang penyerapannya masih rendah.

"Saya sempat sampaikan ke pengecer, bagi kelompok-kelompok yang penyerapan pupuknya belum maksimal dapat dikoordinasikan supaya ada teman-teman yang bisa tebus, agar tahun depan tidak ada pengurangan kuota,”imbuhnya.

Vice President PT Pupuk Indonesia PSO Wilayah Timur, Roh Eddy mengatakan, untuk penyaluran pupuk subsidi urea baru 28 ton dari 11 ribu ton yang dianggarkan, sedangkan untuk NPK baru 55 persen dari anggaran sekitar 6 ribu ton.(Get)

Menurunnya produktivitas padi ini mengakibatkan petani tidak mampu menebus pupuk sehingga realisasi penyerapan pupuk subsidi menjadi sangat rendah.

"Khusus di empat sentra produksi yaitu Semangga, Kurik, Tanah Miring, Malind sebagian besar petani padi, sementara 3 tahun terakhir ini produktivitas terutama di komoditi padi itu sangat jatuh sehingga sebagian besar masyarakat tidak bisa menebus pupuk,”kata Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Merauke, Sukarmin, Jumat (17/11/2023).

Lanjut dikatakannya, ada kekhawatiran jika penyerapan tahun ini tidak maksimal maka akan berdampak pada kuota pupuk subsidi pada 2024. Untuk itu, pihaknya akan mengecek data petani yang penyerapannya masih rendah.

"Saya sempat sampaikan ke pengecer, bagi kelompok-kelompok yang penyerapan pupuknya belum maksimal dapat dikoordinasikan supaya ada teman-teman yang bisa tebus, agar tahun depan tidak ada pengurangan kuota,” pungkasnya.

Vice President PT Pupuk Indonesia PSO Wilayah Timur, Roh Eddy mengatakan, untuk penyaluran pupuk subsidi urea baru 28 ton dari 11 ribu ton yang dianggarkan, sedangkan untuk NPK baru 55 persen dari anggaran sekitar 6 ribu ton.(McMrk/geet/Af/Eyv)

 

Berita Terkait Lainnya