DPR RI Fasilitasi KIE Obat dan Makanan di Margomulyo

:


Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 8 November 2023 | 14:14 WIB - Redaktur: Tobari - 30


Sleman, InfoPublik - Bertempat di Gedung Serba Guna Kalurahan Margomulyo Seyegan Sleman, Selasa (7/11/2023) diadakan kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE ) Obat dan Makanan.

Kegiatan ini difasilitasi dengan dana pokir Sukamto, anggota Komisi IX DPR RI bekerja sama dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) D I Yogyakarta. Tujuan kegiatan ini sendiri adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu produk obat dan makanan.

Dihadiri oleh sekitar 350 tokoh masyarakat dari wilayah Sleman Barat, acara ini menghadirkan Kepala BPOM DIY dan juga Anggota DPRD Kabupaten Sleman.

Subagyo Rahayu, Kepala Jawatan Sosial mewakili Panewu Seyegan berharap dengan kegiatan ini, peserta mendapat bekal ilmu yang cukup untuk lebih berhati hati dalam mengkonsumsi makanan dan obat. Terlebih pada akhir akhir ini masyarakat yogyakarta dihebohkan dengan "kripik Pisang Narkoba".

Dra. Dwi Cahyonowati, M.Si Apoteker, dari  BPOM DIY, yang menjadi narasumber menyampaikan materinya berkenaan dengan Produk yang diawasi oleh BPOM yaitu Produk Terapedik (obat dan bahan obat), kosmetik dan Produk Komplemen.

Dwi juga mengingatkan bahwa yang bertanggung jawab terhadap Pengawasan obat dan makanan adalah pemerintah (pengawasan komprehensif/menyeluruh), pelaku usaha ( produsen) dan masyarakat sebagai konsumen cerdas.

Mengenai konsumen cerdas ini, Dwi mengajak masyarakat sebagai konsumen untuk melakukan "CEK KLIK", yaitu suatu langkah pengamanan sebelum mengkonsumsi obat maupun makanan.

Langkah cerdas yang harus dilakukan adalah cek kemasan makanan atau obat, cek label yang merupakan informasi terhadap kandungan obat dan makanan, cek izin edar, yang dapat menghindarkan diri dari peredaran obat palsu dan cek kadaluarsanya untuk menentukan masih layak tidaknya obat/makanan dikonsumsi.

Dwi juga menerangkan tentang penggolongan obat yaitu obat keras, obat bebas terbatas, obat bebas dan narkotika. “Ada tanda-tanda yang dicantumkan pada kemasan obat yang harus diketahui oleh masyarakat selaku konsumen sehingga tidak salah dalam memilih obat,” terangnya.

Lebih jauh, Dwi memberi Tips untuk terhindar dari obat palsu antara lain membeli di apotik/toko obat, jangan tergiur dengan harga murah, dan bertanya tentang obat yang dibeli kepada apoteker atau apotik.

Selain obat Kimia, Dwi juga menyampaikan tentang penggolongan obat Tradisional yang terdiri dari jamu, obat herbal terstandar dan Profarmaka (obat tradisional yang diproduksi dengan alat modern). Yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah nomor izin edar obat tradisional.

Pada kesempatan tersebut, Dwi  memberikan contoh obat tradisional yang beredar di masyarakat yang kandungan bahannya sangat berbahaya dan bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan konsumen. Untuk obat tradisional ini, Dwi juga memberikan tips untuk terhindar dari obat tradisional berbahaya.

Selain obat kimia dan tradisional, Dwi juga mengulas tentang produk kosmetika yang beredar di pasaran dan mengajak peserta KIE untuk cerdas dalam memilih produk kosmetik. Di bagian akhir, Dwi juga menyinggung tentang hubungan antara stunting dan keamanan pangan mengingat angka stunting masih cukup tinggi

Dengan rambu rambu pengawasan obat dan makanan yang telah dipaparkan, Dwi berharap makanan yang sehat, obat yang bermutu menjadi pilihan terbaik untuk menekan angka stunting di Indonesia.

“Adapun kiat yang bisa dilakukan adalah waspada terhadap produk makanan dan obat dengan cara mudah cek nomor izin  edar dan informasi obat dan makanan,” tutup Dwi.

Sukamto, dalam menutup kegiatan tersebut menyampaikan kepada tokoh masyarakat untuk tidak bosan bosan menerima ilmu dalam rangka peningkatan kapasitas utamanya bidang kesehatan.

Pada kesempatan itu, turut dihadirkan peserta USEP (Usaha Ekonomi Produktif) dari 5 kelompok yang ada di wilayah Seyegan dan melaporkan perkembangan dananya yang telah berkembang dari 30 juta menjadi 45 juta, 50 juta bahkan USEP Ngino dananya telah berkembang mencapai 100 juta. Meskipun demikian ada juga Usep yang dananya tidak berkembang alias macet.

Selain itu dari kelompok Gapoktan juga melaporkan telah menerima kucuran dana Pokir dari H. Sukamto dalam bentuk RJIT (Rehab Jaringan Irigasi Tersier) dengan nilai program sebesar 200 juta untuk masing masing Gapoktan. (Sutarto Agus/KIM Seyegan/toeb)