Perikanan Sleman Go Digital

:


Oleh MC KAB SLEMAN, Jumat, 3 November 2023 | 09:39 WIB - Redaktur: Tobari - 35


Sleman, InfoPublik - Panen Raya Pembudidaya Ikan Go Digital merupakan rangkaian dari kegiatan Transformasi Digital di Sektor Perikanan yang berlangsung pada hari, Kamis (2/11/2023) di Pokdakan Mina Taruna Pasar Garongan, Dusun Garongan, Kembang, Wonokerto, Turi, Sleman.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menjelaskan bahwa Kabupaten Sleman menjadi salah satu lokasi penerapan adopsi teknologi go digital berbasis teknologi Internet of Thing (IoT) microbubble. Dengan adanya kemajuan teknologi digital ini masyarakat diminta memanfaatkan untuk meningkatkan kesehateraan.

“Mendorong masyarakat di Kabupaten Sleman mengadopsi teknologi digital dalam kegiatan usaha termasuk dalam bidang perikanan hingga mampu menghasilkan lebih optimal budidaya perikanan,” imbuhnya.

Chief Operation Officer Banoo, Azellia Alma Shafira mengatakan bahwa Starup Perikanan Banoo telah melakukan survey untuk menyesuaikan kebutuhkan masyarakat khususnya di sektor perikanan dan melakukan tindak lanjut sekitar 6 bulan yang lalu.

“Banoo menggunakan alat aerator sebagai pemanfaatan teknologi Internet of Thing (IoT). Alat ini bisa dioperasikan secara otomatis memberi sinyal kepada banoo untuk menghidupkan jika kadar oksigen yang terlarut dalam kolam dibawah 2 ppm dan mematikan bila kadar oksigen yang terlarut dalam kkolam sudah mencapai stabil 6 ppm untuk membantu meningkatakan kualitas dan kuantitas dalam budidaya perikanan,” jelasnya.

Pembudidaya Ikan, Martin mengatakan kelebihan dari adanya teknologi banoo dapat sekaligus melemparkan dua dalam setiap dalam gerakan yaitu air itu sendiri dan oksigen. Menggunakan teknologi bubble, teknologi yang bisa sekaligus mendistribusikan dua kebutuhan ikan.

“Bedanya dengan kincir, kalau kincir dia hanya mengambil air dan dilemparkan menjadi semacam gelombang saja,” tambahnya.

Martin menjelaskan bahwa produktifitas setelah menggunakan teknologi banoo meningkat sekitar 30% dari rata-rata tanpa teknologi. Apalagi dengan kondisi sekarang yang mengalami kemarau akan menyebabkan terjadinya penurunan debit air yang secara otomatis berdampak pada kebutuhan oksigen terlarut dalam kolam ikan pasti tinggi.

“Alat ini membantu air dan kolamnya menjadi sangat layak untuk digunakan dalam proses pembudidayaan produksi ikan,” tuturnya.

“Harapannya, dengan adanya teknologi ini masyarakat lebih banyak belajar, tidak mudah merasa puas dan lebih inovatif lagi dalam peningkatan secara teknologi,” imbuhnya. (Rep Raya/toeb)