Panwaslu Depok Harap Perbedaan Pilihan tak Cederai Persaudaraan Masyarakat

:


Oleh MC KAB SLEMAN, Jumat, 3 November 2023 | 11:46 WIB - Redaktur: Tobari - 30


Sleman, InfoPublik – Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Depok Sleman Adihanto Purnomo mengungkapkan bahwa perbedaan pilihan dan sikap dalam pemilihan umum merupakan hal yang wajar.

Namun, diharapkan Adihanto, perbedaan itu tidak terus memecah-belah kesatuan bangsa Indonesia. Sebab, pada dasarnya tujuan pemilu adalah mencapai masyarakat yang demokratis, adil, makmur, dan berkeadaban.

“Dalam pemilu nanti, perbedaan pilihan dan sikap masti ada, namun mari kita ciptakan kedamaian di warga sini, kita hormati pilihan kita masing-masing, agar tidak terjadi sesuatu yang menimbulkan putusnya tali silaturahmi antarsesama,” ujar Adihanto dalam Sosialisasi Pengawasan Partisipatif bersama warga Kocoran, Caturtunggal, Depok, Sleman, Rabu (1/11/2023).

Dalam kegiatan yang digelar di Masjid Nurul Barokah itu, Adihanto menggambarkan bangsa sebagai sebuah keluarga yang di dalamnya bisa terdapat perbedaan sikap dan pilihan. Namun, kata Adihanto, keluarga tersebut harus memiliki semangat gotong royong untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis menuju masyarakat adil dan makmur.

Koordinator Divisi SDM, Organisasi, Data dan Informasi itu menegaskan, dalam proses pemilu, setiap orang memiliki kemerdekaan yang tidak boleh diintervensi oleh siapa pun.

“Di sini bukan persoalan siapa yang kita pilih. Siapa pun boleh memilih siapa atas pertimbangan masing-masing, tanpa harus ada paksaan dari siapa saja,” sambung Adi.

Adihanto mengingatkan bahwa pesan itu juga pernah disampaikan oleh Soekarno dalam konteks penyelenggaraan pemilu pertama di Indonesia. Lanjut Adihanto, Soekarno pernah menekankan, siapa pun yang terpilih dalam pemilu, tujuannya adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

Adihanto juga berharap agar pesta demokrasi hendaknya mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa dalam berkompetisi di Pemilu 2024.

Hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari Soekarno yang senantiasa mendorong persatuan dan kesatuan bangsa meski harus berkompetisi dalam Pemilu 1955.

Dalam beberapa pamflet yang berhasil ditemukan dalam kampanye Pemilu 1955, Bung Karno pernah mengatakan bahwa, “Pemilihan Umum jangan menjadi tempat pertempuran perjuangan kepartaian yang dapat memecah belah persatuan bangsa Indonesia.”

Adihanto turut menyerukan agar peserta pemilu dan pendukungnya untuk menciptakan suasana yang sejuk dan damai, jangan ada konflik yang mengarah pada perpecahan bangsa Indonesia.

Lebih lanjut, Sarjana Hukum Universitas Janabadra Yogyakarta ini mengungkapkan bahwa Soekarno juga pernah menggelorakan semangat pengawasan pemilu sejak Pemilu 1950. Adihanto mengisahkan hal itu disampaikan Soekarno pada 21 Februari 1949 di Bangka.

“Presiden Soekarno pernah menyatakan bahwa untuk dibentuk organisasi yang memimpin dan mengawasi pemungutan suara. Namun kita tahu konteksnya bahwa pemilu bukan hanya saat pemungutan suara namun keseluruhan tahapan pemilu,” tegasnya, dengan bangga.

Dalam kesempatan itu pula, Adihanto meminta kepada audiens untuk berani melaporkan apabila menemukan dugaan pelanggaran pemilu yang terjadi di wilayahnya.

“Politik uang masih sangat tinggi di wilayah kita. Dan, kami Panwaslu Depok selalu berharap kepada semua untuk memerangi praktik tidak baik itu, dan apabila menemukan di sekitar kita, segera laporkan ke kami,” pintanya, mengakhiri. (Athiful/KIM Depok/toeb)