Perempuan Desa Sigapiton Toba Masih Jaga Tradisi Kerajinan Tangan Mangaletek

: Perempuan Desa Sigapiton Masih Jaga Tradisi Kerajinan Tangan Mangaletek


Oleh MC KAB TOBA, Selasa, 24 Oktober 2023 | 11:29 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 89


Toba, InfoPublik - Salah satu seni kerajinan tangan perempuan Batak Toba yang dikenal dengan " mangaletek" atau membuat tikar dengan cara menganyam baion, saat ini sudah semakin jarang ditemukan.

Namun tidak demikian halnya dengan wanita yang ada di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba. Desa yang terletak di bawah The Kaldera Nomadic Escape yang merupakan daerah Kantor Badan Pelaksanaan Otorita Danau Toba (BPODT) ini, tradisi kerajinan tangan dari daun pandan berduri ini, masih tetap dilaksanakan, Senin (23/10/2023)

Opung Boru Sijabat salah seorang perempuan warga Desa Sigapiton yang merupakan salah satu desa wisata di Toba yang disambangi wartawan, mengatakan, untuk usaha kerajinan tangan untuk membuat, tikar (lage), tandok dan lainnya dari bahan pandan berduri yang akrab disebut dalam bahasa lokal "mangaletek" masih tetap mempertahankan tradisi ini.

Baginya yang masih menguasai pembuatan lage, tikar ,tandok ini untuk pengerjaan satu tikar pandan (lage) berukuran 1x2 meter dibutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Itupun jika konsisten mengerjakannya. Jika tidak, bisa lewat dari waktu tersebut.

Untuk mengerjakan hal tesebut, selain bahan baku Baion berduri (pandan berduri atau Pandanus tectorius), dibutuhkan alat-alat tradisional misalnya pisau, guntig atau cutter.

Harga yang dipasarkan oleh pengrajin tikar - tikar tradisional (lage) bermacam-macam. Tergantung ukuran dan kesulitan motif yang dibuat. Harga paling murah untuk tandok kecil pajangan di rumah dibandrol seharga Rp20.000. Untuk tikar pandan ukuran 1x2 meter harganya sekitar Rp600.000.

Selain Boru Sijabat, ada kaum ibu lainnya yang ikut mempertahankan tradisi ini. Di antaranya Boru Sinaga yang masih bertetangga dengan Boru Sijabat.

Sewaktu Sigapiton akan dijadikan sebagai Desa Wisata, masyarakat setempat berupaya untuk menjadikan produk tikar anyaman ini sebagai produk khas Sigapiton.

Harnitop Manurung, anak perempuan Boru Sinaga, menggagas agar tradisi mangaletek baion dapat dipertahankan.

Ia mengumpulkan para ibu yang adalah ibu kandungnya sendiri dan tetangga sekitar untuk memproduksi tikar pandan, tandok dan produk lainnya dari tikar pandan.
Semangat Desa Wisata

Upaya para ibu di Desa Sigapiton pertahankan tradisi mangeletek menjadi bukti bahwa tidak sedikit masyarakat semangat untuk mendukung Desa Wisata. (MC Toba, chi/es)