- Oleh MC KAB SANGGAU
- Jumat, 15 November 2024 | 09:47 WIB
:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Rabu, 18 Oktober 2023 | 08:39 WIB - Redaktur: Kusnadi - 125
Sumbawa Barat, InfoPublik - Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H. W. Musyafirin angkat bicara terkait kasus guru viral yang kini tengah menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Sumbawa Besar.
Bupati KSB dua periode ini mengingatkan kasus tersebut harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Baik itu guru maupun orang tua wali murid. Terhadap proses hukum yang saat ini sedang berlangsung di PN Sumbawa, Bupati meminta semua pihak menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut pada proses hukum yang saat ini sedang berjalan.
‘’Biarlah isu-isu atau keterangan yang muncul selama ini dibuktikan di Pengadilan. Karena kasus ini sendiri sudah sampai ke persidangan,’’ katanya, Selasa (17/10/2023).
Karena ini sudah masuk ranah pengadilan, tentunya tidak boleh ada pihak yang bisa melakukan intervensi. Terhadap aksi-aksi yang muncul, seperti demo solidaritas yang dilakukan para guru, hal tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan para hakim.
‘’Biar pengadilan atau hakim yang akan mempertimbangkan berbagai dinamika yang ada. Kita ikuti saja perkembangannya,’’ pintanya.
Namun Bupati mengingatkan, munculnya kasus ini akan berdampak secara luas. Dampak paling nyata adalah jatuhnya korban. Baik itu dari guru itu sendiri maupun murid selaku korban. Sudah banyak kasus terjadi, ketika ada perseteruan guru dan wali murid, yang menjadi korban adalah murid atau siswa itu sendiri.
‘’Korbannya pasti anak, kita tentunya tidak ingin anak ini menjadi korban. Kasihan anak-anak kalau seperti ini. Mau pindah kemanapun, ia pasti mengalami trauma,’’ ingatnya.
Bupati berharap, dalam kasus ini baik guru maupun wali murid (keluarga korban,red) tidak boleh juga memaksakan kehendak. Tidak boleh melakukan pembenaran di antara kedua belah pihak. Permintaan ini semata-mata untuk mengindari jatuhnya korban.
‘’Untuk anak ini kita berharap dia bisa sekolah lagi. Karena dia ini adalah korban. Korban medsos, korban orang tua dan korban guru,’’ tutupnya. (MC Sumbawa Barat)