: Foto: Diskominfo Parigi Moutong
Oleh Kabupaten Parigi Moutong, Rabu, 11 Oktober 2023 | 00:16 WIB - Redaktur: Kusnadi - 145
Parigi Moutong, InfoPublik - Pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit telah dilaksanakan di Kawasan Situs Palindo, Sepe, Desa Kolori, Kecamatan Lore Barat, Lembah Bada Kabupaten Poso.
Potensi tinggalan arkeologis di kawasan cagar budaya Lore-Lindu secara kuantitas berhasil diidentifikasi sebanyak 2.007 buah, terdiri dari 26 jenis artefak yang tersebar pada 118 situs di empat kawasan yang berbeda, di antaranya di kawasan Lembah Bada, di mana terdapat 35 situs, Lembah Besoa 32 situs, Lembah Napu 29 situs, Lembah Palu dan Danau Lindu sebanyak 22 situs.
Tinggalan arkeologis terbanyak ditemukan yakni, di lembah Besoa sebanyak 825 buah. Kemudian Lembah Napu sebanyak 752 buah, Lembah Palu dan Lindu sebanyak 244 buah serta di lembah bada sebanyak 186 buah.
Gubernur Sulawesi Tengah, H. Rusdy Mastura dalam sambutannya mengatakan, sangat bahagia karena salah satu yang menjadi harapannya dapat terwujud di hari ini, dimana momentum besar ini Pemerintah Provinsi mendeklarasikan keberadaan megalit yang ada di Sulawesi Tengah ke panggung dunia.
"Selaku Gubernur momentum ini saya gunakan untuk mengantar megalit yang berada di Kawasan Situs Palindo, Sepe, Desa Kolori, Kecamatan Lore Barat, Lembah Bada Kabupaten Poso kepanggung dunia, agar dapat ditetapkan sebagai Cagar Budaya Warisan Dunia oleh UNESCO," ujar Rusdy Mastura, Selasa (10/10/2023).
Dikatanya, pasca pencanangan ini, agar segera direncanakan pembangunan jalan yang menghubungkan tiga lembah di kawasan Tampo Lore, agar hubungan kekerabatan antar masyarakat di tiga kawasan lembah ini dapat terhubung.
Demikian juga dengan sektor kepariwisataan agar segera melaksanakan program pembinaan kepada masyarakat untuk home stay. Karena di wilayah Bada ini belum ada hotel atau penginapan yang mendukung untuk kunjungan para wisatawan.
"Saya perintahkan kepada OPD yang menangani infrastruktur dan kepariwisataan agar segera memprogramkan pembangunan ruas jalan yang menghubungkan Lembah Bada dan Lembah Behoa serta jalan dari Lembah Bada ke Lembah Kulawi. Demikian juga dengan bidang Pariwisata agar melaksanakan pelatihan dan pembinaan home stay kepada masyarakat agar memberikan efek ekonomi kepada mereka," kata Rusdy Mastura.
Dalam kesempatan yang sama Bupati Poso, Verna Gladys Inkiriwang mengatakan, pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit bukanlah sekedar acara seremonial belaka, namun lebih dimaknai sebuah penghargaan atas tinggalan arkeologi yang sarat makna untuk dijaga, dirawat dan dilestarikan, untuk menjadi bukti produk kebudayaan di negeri ini.
Verna Gladys Inkiriwang mengajak seluruh masyarakat di tiga lembah Tampo Lore untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan seluruh tinggalan arkeologi megalit ini, agar segera ditetapkan menjadi warisan dunia oleh UNESCO.
Verna juga berharap, keberadaan megalit ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Rudi Dewanto selaku Ketua Panitia juga menyampaikan, pencanangan ini dimaksudkan untuk mewujudkan penetapan warisan budaya dunia Megalit yaitu di kawasan Situs Palindo, Sepe, Desa Kolori, Kecamatan Lore Barat, Lembah Bada Kabupaten Poso oleh UNESCO, dan juga meningkatkan kemajuan kebudayaan demi tercapainya indeks pembangunan kebudayaan di Provinsi Sulawesi Tengah.
Selanjutnya, Rudi menjelaskan, tujuan dari pencanangan ini adalah untuk melestarikan situs-situs Megalit yang ada di Sulawesi Tengah, lebih meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya megalitik, pengembangan pariwisata, pemberdayaan masyarakat, peningkatan kolaborasi serta promosi pendidikan.
Turut hadir dalam Pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit, yaitu Perwakilan Kementerian Pariwisata, Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tengah, Forkompinda Sulawesi Tengah, Bupati Sigi, Bupati Tojo Una-Una, Pimpinan OPD lingkup Sulawesi Tengah, Bupati Poso selaku tuan rumah, dan Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat Lembah Tampo Lore dan juga disaksikan oleh masyarakat sekitarnya. (MC Parigi Moutong/Diskominfo Parimo/Hafizh)