- Oleh MC KAB TEMANGGUNG
- Selasa, 26 November 2024 | 16:33 WIB
: Gelar Salat Istisqa dan Ritual Perang Cendol, Warga Kemiriombo Harapkan Turun Hujan-Foto:Mc.Temanggung
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Minggu, 8 Oktober 2023 | 05:50 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 44
Temanggung,InfoPublik - Salat Istisqa dan Ritual Perang Cendol sebagai harapan permintaan hujan pada Tuhan Yang Maha Esa, digelar warga Desa Kemiriombo, Kecamatan Gemawang, Temanggung Jumat (6/10/2023).
Ritual dihelat di plataran punden desa tersebut yang berada di tengah perkebunan kopi. Tidak kurang dari 200 warga mengikuti ritual itu. masing-masing dari mereka membawa cendol yang dibuat secara tradisional.
Kades Kemiriombo Nur Wahyu Subuh mengatakan, telah empat bulan Desa Kemiriombo tidak turun hujan. Dampaknya sangat dirasakan warga yang diantaranya tanaman menjadi kering, terutama pohon kopi yang dikhawatirkan pada tahun depan tidak berproduksi dengan optimal.
"Sebagian tanaman kopi kering, sehingga tidak berbunga dan kalaupun berbunga kemudian rontok. Jika ini terus berlangsung produksi pada musim depan jauh berkurang," katanya.
Ia mengatakan, Islam mengajarkan untuk menggelar Salat Istisqa yakni permintaan hujan pada Tuhan Yang Maha Esa.Untuk itu, warga berikhtiar Salat Istisqa di lahan terbuka dan dipilih di plataran punden desa.
"Kami berdoa, memohon pada Allah agar segera diberi hujan. Desa tetangga telah turun hujan, namun Kemiriombo belum turun hujan,"katanya.
Ia mengemukakan, pada 2018 lalu warga juga melaksanakan Salat Istisqa dan Allah mengabulkannya, beberapa saat kemudian turun hujan deras. Tanaman warga yang hampir mati saat itu kembali tumbuh menghijau. Tanaman kopi menjadi menghijau. Kopi adalah produk utama pertanian warga.
Tahun 2018, katanya lebih dari emapt bulan tidak turun hujan. Hanya saja perbedaannya, kala itu cuaca atau suhu tidak sepanas pada tahun ini.
Ia mengatakan, untuk perang cendol sebagai pelengkap atau tradisi yang sarat makna kearifan lokal. Perang cendol ini yakni usai berdoa dan Salat Istisqa, warga menyiramkan cendol pada warga yang lain.
"Masing-masing warga yang datang membawa cendol untuk disiramkan pada warga yang lain," lanjurtnya.
Sesepuh Desa Kemiriombo, Yasmorejo mengatakan perang cendol punya makna antara lain cinta pada alam semesta, pelestarian lingkungan dan saling berbagi rezeki, serta saling mengingatkan antar warga untuk menuju kebaikan.
"Sesepuh warga diajarkan para wali untuk membuat cendol dan melestarikan cendol. Warga pun menyertakan cendol dalam berbagai kegiatan termasuk dalam Salat Istisqa," katanya.
Ia mengemukakan, cendol di desa tersebut dibuat antara lain dari pohon lawang yang banyak tumbuh di desa tersebut. Pohon ini harus dilestarikan, sebab sangat bermanfaat yang diantaranya untuk kesehatan.
"Perang cendol bermakna untuk mengingatkan warga akan kelestarian pohon lawang dan penyatuan dengan alam semesta, yakni cinta alam semesta,"imbuhnya.
Kadus setempat Afif Rohman mengatakan meski kekeringan sumber mata air masih bisa didapati dan cukup memenuhi untuk kebutuhan sehari-hari.
"Warga desa minta segera turun hujan, semoga Allah mengabulkan doa warga,"jelasnya. (MC.TMG/Aiz;Ekp/Eyv)