Difasilitasi WWF, Pemkab Mabar Gelar Self Assesment Destinasi Pariwisata Berkelanjutan

: Sekda Mabar, Fransiskus Sales Sodo, saat memberikan sambutan pembukaan kegiatan Self Assesment di Labuan Bajo. (Foto : Gonza)


Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Kamis, 5 Oktober 2023 | 17:33 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 114


Manggarai Barat, InfoPublik - Pemkab Manggarai Barat menyelenggarakan focus group discussion (FGD) akhir hasil self-assessment destinasi pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo tahun 2023 difasilitasi WWF, NGO yang bergerak di bidang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan.

FGD dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Manggarai Barat Hans Sodo di Ballroom Hotel La Prima Labuan Bajo, Kamis (5/10/2023).

Dalam sambutannya Sekda Hans mengatakan kegiatan FGD  didasari oleh peraturan menteri pariwisata tahun 2021 tentang pariwisata berkelanjutan.

Self-assessment atau evaluasi yang berlangsung terdiri dari 4 aspek yang dinilai yaitu tata kelola, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan.

Dari sekian aspek itu, kata sekda, aspek lingkungan yang mengalami kemajuan yang cukup baik  jika dibandingkan dengan sebelumnya.

“Tetapi bukan berarti kita tidak punya tantangan dalam evaluasi kami bersama teman teman Tata Ruang bahwa aspek tata ruang kedepan menjadi masalah yang sangat serius bagi pariwisata berkelanjutan,” katanya.

Semua pihak di Kabupaten Manggarai Barat harus bersyukur karena pihaknya sudah hampir menyelesaikan peraturan bupati tentang rencana detail tata ruang kota Labuan Bajo.

“Saat ini juga sedang berjalan rencana detail tata ruang Golo Mori. Sehingga kawasan labuan bajo dan sekitarnya akhir tahub 2023 akan memiliki  rencana tata ruang detail khusus yang akan terintegrasi dengan Online Submission System (OSS) sehingga seluruh investor atau pelaku bisnis yang ingin melakukan investasi di labuan bajo tidak mengalami kesulitan informasi terkait dengan tata ruang kota Labuan Bajo dan sekitarnya,” jelas Sekda.

Bagi pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, lanjutnya, selain tata ruang menjadi salah satu tantangan  yang kemudian tantangannya adalah aspek carrying capacity, pembiayaan dan sebagainya.

Menurut sekda, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dalam beberapa tahun terakhir sudah harus mengalokasikan APBD secara proporsional untuk pemeliharaan kota Labuan Bajo. Sebab sebelumnya pembiayaan  itu lebih banyak dialokasikan untuk pembangunan desa dan kecamatan. Tapi mulai tahun 2022, 2023 dan tahun-tahun yang akan datang pembiayaan difokuskan untuk menjaga infrastruktur dan pelayanan dalam  Kota Labuan Bajo.

“Karena  kita  sudah berubah wajah menjadi ibukota kabupaten yang berkarakter kota dan Labuan bajo juga merupakan  potret pariwisata yang paling depan, sementara disisi lain partisipasi public, partisipasi investor kita  cukup signifikan makanya kesadaran kolektif itu perlu didorong untuk meminimalisir pembiayaan terutama soal penanganan sampah,” jelasnya.

Diakhir sambutanya sekda mengajak masyarakat dan semua stakeholder untuk menjaga Labuan bajo bersama dalam upaya mensukseskan pariwisata berkelanjutan di kabupaten Manggarai Barat.

Kegiatan  self assessment difasilitasi oleh World Wildlife Fund  (WWF), sebuah lembaga NGO yang bergerak dalam bidang konserfasi, penelitian dan restorasi lingkungan.

Turut hadir dalam kegiatan pimpinan sejumlah OPD, stakeholder pariwisata, tokoh masyarakat dan  Poltek elBajo commodus.

(MC Manggarai Barat/Gonza-Tim IKP Kominfo)