- Oleh MC KOTA BATAM
- Jumat, 22 November 2024 | 10:45 WIB
: Kondisi tempat tidur yang hanya beralaskan kain, ditempati oleh sepasang pasutri, 2 anak-anak, 2 balita dan 1 bayi (Foto: Wayan Irmayani)
Oleh Kabupaten Buol, Rabu, 27 September 2023 | 10:07 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 96
Buol, InfoPublik - Dinas Kesehatan PP dan KB Kabupaten Buol menemukan sejumlah kasus stunting maupun beresiko stunting berdasarkan data ePPGBM.
Selain itu, beberapa temuan. Salah satu diantaranya adalah rendahnya kunjungan balita ke posyandu.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Keluarga Berencana Dinkes PP&KB, Wahida saat melakukan audit di salah satu lokasi khusus di Desa Mulat, Kecamatan Bukal, Selasa(26/9/2023).
Menurut Wahida, bahwa penting untuk mengetahui keberadaan balita yang tidak terdeteksi untuk mencegah stunting.
Wahida berharap kepada Kader Posyandu dan perangkat Desa agar mengajak warganya untuk datang di posyandu.
Temuan selanjutnya, ada satu ibu hamil yang enggan datang ke posyandu meskipun sudah diingatkan berulang kali.
Terkait hal ini, Kabid Wahida mengatakan agar melakukan pendekatan khusus untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya.
Kemudian, seorang ibu memiliki empat anak, satu diantaranya terindikasi stunting dan masuk dalam data ePPGBM dengan kategori gizi kurang. Balita yang berusia 2 tahun ini dalam kesehariannya hanya mengonsumsi nasi dan sayur.
Disarankan Kabid Wahida agar dapat memperhatikan asupan gizi tambahan serta melakukan pendampingan terhadap ibu dan balita ini.
Ditemukan juga bahwa balita ini sering sakit. Kabid Wahida menyarankan agar membawa balita tersebut ke posyandu untuk pemantauan kesehatan lebih lanjut.
Selain itu, pada keluarga yang berbeda, ditemukan pemandangan yang memprihatinkan. Tersebutlah seorang Ibu berusia 30 tahun dan memiliki 6 orang anak.
Satu diantara anak tersebut, setelah dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan serta analisis gizinya, disimpulkan bahwa balita 2 tahun 10 bulan itu terindikasi stunting. Kemudian satu anak lainnya itu masih berumur 5 hari, dengan kondisi lahir prematur, BBLR dan persalinan dilakukan secara non medis.
Terkait dengan perekonomian, adapun mata pencaharian kepala keluarga ini adalah sebagai pencari kayu bakar. Kondisi rumah sangat kumuh, tidak memiliki MCK yang memadai.
Berdasarkan penelusuran mendalam, keluarga ini juga seringkali kekurangan makanan pokok (beras). Dari audit ini pula diketahui bahwa keluarga ini belum pernah tersentuh bantuan sosial apapun. Kabid Wahida langsung menindaklanjuti hal ini dengan menghubungi dinas-dinas terkait untuk penanganan secepatnya.
Kabid Wahida juga meminta kepada perangkat desa untuk membantu memfasilitasi pengurusan dokumen kependudukannya untuk melengkapi data-data yang diperlukan.
Selain itu, keluarga ini memiliki sejumlah anak dengan jarak yang relatif sangat dekat. Kabid Wahida telah melakukan pendekatan dan akan mengawal ibu ini untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Hasil dari audit ini nantinya akan dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan program-program pencegahan stunting yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Audit kasus stunting ini mencerminkan komitmen serius Pemerintah Kabupaten Buol dalam memerangi masalah kesehatan yang menghambat pertumbuhan anak-anak. (MC Kab Buol / Wayan Irmayani)