: Panen padi yang dilakukan Asisten III Bidang Umum Setda Provinsi Papua Selatan Dninosius Way dan Plt Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Selata Rafael Heri Nugroho bersama dengan petani di Kampung Waninggap Miraf, SP 5 Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua Selatan-Foto:Pemkab Merauke
Oleh MC KAB MERAUKE, Selasa, 26 September 2023 | 06:01 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 126
Merauke, InfoPublik - Pemerintah Provinsi Papua Selatan melakukan panen padi bersama dengan masyarakat Kampung Waninggap Miraf, SP 5 Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Senin (25/9/2023) sore.
Asisten III Bidang Umum Setda Provinsi Papua Selatan Dinosius Way memberikan apresiasi kepada para petani yang masih terus menanam dalam mendukung ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Papua Selatan.
Merauke sebagai lumbung pangan nasional, kata Dinosius Way bukan slogan semata tapi selama ini sudah dapat dibuktikan. Hanya saja, lanjut dia, bahwa dalam 2-3 tahun belakangan ini, panen petani mengalami rusak akibat hama dan cuaca ekstrem hujan yang cukup panjang.
Namun lanjut dia, Merauke dan Papua Selatan sebagai lumbung pangan nasional tidak hanya Merauke tapi juga potensi pertanian ini ada di Kabupaten Mappi, Asmat dan sebagian di Kabupaten Boven Digoel. Termasuk beberapa wilayah di Kabupaten Merauke yang belum digarap seperti Muting, Okaba dan sejumlah wilayah lainnya.
"Dengan hadirnya Provinsi Papua Selatan itu mau kita genjot pertanian ini untuk memenuhi kebutuhan pangan di Papua Selatan bahkan bisa kita kirim ke daerah lainnya," jelasnya.
Plt. Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Selatan drh. Rafael Heri Nugroho panen padi kali ini menunjukan bahwa petani masih dapat melewati cuaca ekstrem yang terjadi saat ini. Ini sangat penting karena ketersediaan pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Kehadiran kita untuk saling dialog dan memperoleh masukan dalam rangka menyusun program pertanian di Provinsi Papua Selatan.
Selain panen raya, juga dilakukan dialog dengan para petani tersebut. Para petani mengeluhkan soal air. Di musim hujan petani kelebihan air. Sedangkan di musim kemarau kesulitan air. "Jadi yang bermasalah di Tanah Miring ini adalah jaringan airnya. Kalau itu ditangani dengan baik maka Tanah Miring ini akan menghasilkan produksi padi akan sangat bagus.
"Tanah Miring ini diapit dua sungai Maro dan Kumbe," kata seorang petani. Selain sistem drainase, petani juga mengeluhkan soal jembatan dan jalan tani yang pada musim hujan sama sekali tidak bisa dilewati. Sedangkan jembatan penghubung semuanya sudah lapuk sehingga untuk panen seperti sekarang harus membawa alat berat cukup jauh.
"Kami mohon supaya jembatan tani ini juga diperhatikan, sehingga kami tidak putar jauh bawa mesin pertanian," pinta Kaulan, salah satu petani yang hadir. Itu termasuk yang dikeluhkan soal BBM di mana petani dalam mengolah lahan mereka sebagian besar menggunakan BBM nonsubsidi. "Kami minta SPBU Tani diperbanyak," kata petani lainnya.
Menjawab pertanyaan keluhan para petani tersebut, Asisten 3 Dinosius Way menyatakan untuk menampung segala masukan dan keluhan petani tersebut untuk disampaikan ke Gubernur agar dapat ditangani pada anggaran berikutnya. Kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan pupuk cair dan mesin pompa air. (McMrk/02/Ngr/Eyv)