Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 Dimulai, Ini Pesan Bupati Sumbawa Barat

:


Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Sabtu, 12 Agustus 2023 | 11:32 WIB - Redaktur: Kusnadi - 506


Sumbawa Barat, InfoPublik – Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 segera dimulai. Program yang diinisiasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini merupakan survei berkala yang dilakukan untuk mengevaluasi hasil pembangunan kesehatan melalui berbagai indikator kesehatan masyarakat.

SKI ini akan berlangsung selama 52 hari ke depan. Tim nantinya akan melakukan pendataan terkait status kesehatan masyarakat yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat. Data yang dikumpulkan ini nantinya menggambarkan tingkat kesehatan masyarakat yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat.

Data ini nanti akan digabungkan dengan data lain dari seluruh kabupaten/kota se Indonesia, sehingga mengambarkan tentang kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Pendataan selama SKI ini mencakup ibu hamil, ibu menyusui, status pelayanan kesehatan seperti kualitas pelayanan, status gizi dan berbagai layanan lainnya.

‘’Tim ini kami harap bisa berkoordinasi dengan agen posyandu gotong royong yang ada dimasing-masing posyandu. Karena data ini juga sangat penting untuk masukan bagi pemerintah ke depan,’’ harap Bupati Sumbawa Barat, H.W.Musyafirin, Jum’at (11/8/2023).

Bupati berpesan, 25 orang yang terbagi dalam 5 tim survey untuk benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik. Bupati meminta mereka menjaga tinggi integritas selama melakukan tugasnya di lapangan.

‘’Integritas itu penting. Mendata tanpa integritas itu juga bisa jadi masalah. Kenapa, karena data yang didapat itu menjadi sumber pengambilan keputusan, kebijakan dan perencanaan bagi pemerintah,’’ tegasnya.

Karenanya pendataan ini sangat menentukan, tim diharapkan dapat melakukan pendataan sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.

‘’Data sebaik-baiknya. Jangan karena tidak ketemu dengan sasaran pendataan lantas menerka-nerka. Itu tidak boleh,’’ ingatnya.

Bupati mengingatkan karakter masyarakat, apalagi dalam hal pendataan seperti ini ada banyak hal yang kemudian tidak ingin mereka ungkap atau disampaikan kepada surveyor.

‘’Kalau ada indikator tentang pendapatan, tanyakan itu baik-baik. Kenapa, karena tipikal masyarakat kita, malu menyatakan mereka punya ini punya itu. Ada ternaknya 10 ekor, tapi saat pendataan hanya diakui 1 ekor. Jadilah dia orang miskin, ini hati-hati dan teliti betul kalau ada indikator soal itu,’’ pintanya lagi.

Tak hanya itu, ada juga masyarakat yang kondisi rumahnya jelek, tapi memiliki tanah sampai puluhan hektare.

‘’Rumahnya saja jelek, tapi tanahnya banyak, jadilah dia masuk kategori miskin, dapatlah raskin. Padahal kenyatannya dia orang kaya. Tolong data sebaik-baiknya sesuai indikator yang ada,’’ tambahnya. (MC Sumbawa Barat)