:
Oleh MC KAB MERAUKE, Kamis, 3 Agustus 2023 | 14:06 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 45
Merauke, InfoPublik - Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Merauke kembali akan mengaktifkan sekolah lapangan. Sekolah lapangan ini merupakan program Kementerian Pertanian di 2012 dan 2013 lalu.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Merauke Agustinus Yoga Priyanto, SP, mengungkapkan, pembentukan dan pengaktifan kembali sekolah lapangan ini sehubungan dengan menurunnya produksi pertanian khususnya padi dalam dua tahun terakhir yang sangat signifikan.
‘’Jadi, pembentukan dan pengaktifan kembali sekolah lapangan ini adalah untuk menjawab persoalan yang dihadapi petani saat ini. Diharapkan dengan adanya sekolah pangan itu, edukasi dan berbagai edukasi tehnologi untuk menjawab berbagai persoalan di lapangan dapat diperoleh berbagai tehnologi yang adaptif, cepat dan tanggap untuk menjawab berbagai persoalan di lapangan saat ini terutama perubahan dampak iklim, peningkatan serangan hama, banjir dan lain-lain,’’ katanya.
Dikatakannya, berbagai persoalan dan permasalahan yang dihadapi petani tersebut dapat terjawab melalui informan di lapangan, narasumber yang dapat memberikan edukasi kepada petani. Dengan begitu, pola pikir, meanset dan pengetahuan petani untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi petani dapat diselesaikan.
Dikatakan, untuk membentuk dan mengaktifkan kembali sekolah lapangan tersebut, pihaknya memulai dengan rapat tehnis dan pembentukan Tim klinik penyuluhan budidaya padi terpadu di lapangan. ‘’Kita katakan, tim klinik karena kami melihat berbagai persoalan di lapangan ini adalah penyakit yang dirasakan petani dan sulit bagi petani untuk keluar dari tempat tersebut.
Untuk pelaksanaan, pihaknya akan dilakukan dalam bentuk penyuluhan sekolah lapangan dengan titik laboratorium lapangan sebagai tempat belajar petani dalam budidaya petani mulai dari hulu, penyiapan benih sampai pada hilir penanganan pasca panennya,’’ katanya.
Dengan sekolah lapangan ini, lanjut dia, diharapkan terjadi perubahan meanset di tingkat petani untuk melaksankan anjuran budidaya padi yang sesuai dengan anjuran teknologi dan berbagai perpaduan paket tehnologi dari berbagai narasumber ahli di lapangan dan dapat menciptakan proses budidaya yang efektif dan efisien.
‘’Karena petani selama ini melakukan budidaya secara konvensional ternyata biaya operasional di lapangan sangat tinggi. Sehingga perlu diadopsi inovasi-inovasi baru yang menjawab tentang perubahan-perubahan yang terjaid di lapangan,’’imbuhnya.
Ditambahkannya, sekolah lapangan ini dilkaukan tahun 2012, 20213 dan 2014 dan memberikan hasil produksi yang optimal.(McMrk/02/Ngr/Eyv)