:
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Senin, 31 Juli 2023 | 11:26 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 58
Temanggung, InfoPublik - Para petani kopi harus tetap menjaga kualitas kopi di saat harga sedang membaik. Petani untuk tidak mencampur dengan kopi dari luar daerah, apalagi petik hijau.
Bupati Temanggung HM. Al Khadziq mengatakan petani harus menjaga kualitas kopi, baik di saat harga rendah, apalagi saat harga tinggi seperti saat ini
"Jangan campur kopi Temanggung dengan kopi dari luar daerah. Ini agar kualitas kopi Temanggung bisa tetap terjaga," kata Bupati, Jumat (28/7/2023).
Bupati mengatakan, kopi Temanggung terkenal, karena memiliki taste yang istimewa. Dalam beberapa kontes kopi tingkat nasional dan internasional serta berhasil menjuarainya. Ini membuat semakin terkenal.
Ia menyampaikan, menjadi pemenang dalam kejuaraan kopi nasional dan internasional sebagai pencapaian dari proses yang panjang. Diantaranya penanaman, panen harus petik merah dan penanganan pasca panen.
Maka itu, petani harus konsisten dalam pengolahan pasca panen, sehingga kopi Temanggung tetap mempunyai kualitas terbaik.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam kunjungan Kamis (27/7/2023) di Desa Muncar, Kecamatan Gemawang mengatakan, di Temanggung ini ada dua komoditas yang bagus, satu tembakau, kedua kopi.
"Kopi Temanggung harus dijaga kualitasnya. Kopi Temanggung sebagai kopi terbaik," ujarnya.
Ganjar mengatakan, pengembangan produk kopi harus dilakukan mulai dari tingkat petani, alat dan mesin pertanian (alsintan) yang digunakan, pengolahan hasil pertanian, hingga pemasaran dan cara penjualan produk kopi.
Untuk kopi Muncar, Ganjar menyebut pengemasannya sudah bagus dan menarik. Hanya perlu dikembangkan lagi untuk cara pemasarannya hingga dilirik konsumen dari luar negeri.
"Kalau ini didampingi produk kopinya ini, maka ini bisa sampai diekspor. Kalau saya lihat desain packagingnya sudah bagus sekali dan itu dikerjakan oleh anak-anak sini yang hebat," kata Ganjar.
Adapun harga kopi Robusta dan Arabika dunia sedang tinggi lantaran dipengaruhi oleh kebutuhan kopi dunia yang terus meningkat. Hal itu membuat harga jual di tingkat petani pun ikut naik.
Oleh sebab itu, Ganjar meminta petani dan pelaku usaha produk kopi di Temanggung, khususnya di Desa Muncar juga harus diikuti dengan peningkatan kualitas dan kuantitas.
Jika produk kopi tersebut telah mampu diekspor, dengan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan Pemprov Jawa Tengah, maka taraf hidup petani kopi Temanggung akan naik juga, sehingga rantai kemiskinan bisa diputus.
"Butuh dilatih, petani di-on farm mesti paham betul, disiplin betul, sehingga nanti sampai off farm diolah, produk ini berkualitas dan mesti dijaga," jelas Ganjar.
Warga Desa Muncar juga tidak hanya memproduksi kopi dan biji kopi saja, tetapi juga produk gula aren yang menjadi satu paket penjualan dengan produk kopi tersebut.
Hal itu pun memperkaya olahan hasil pertanian petani kopi yang diharapkan dapat terus dikembangkan, hingga menjangkau pasar internasional.
"Kita dorong packagingnya, sehingga potensi pasar sampai ke Eropa tinggi sekali. Pendampingan, pelatihan dan kontrol itu kemudian menjadi penting. Syukur-syukur semua produk ini bisa organik murni, itu harganya pasti sangat mahal," tandasnya.
Panen kopi tahun ini menjadi yang terbaik bagi petani di Temanggung, kopi Robusta dengan kualitas petik merah mencapai Rp 55.000 per kilogram.
Ia berharap, momentum kenaikan harga kopi ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, surplus keuangan dari hasil kopi bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas kopi, baik di bidang budidaya, maupun pengolahan hasil.
Seorang petani kopi, Zakarya (37), menyampaikan kopi Temanggung mempunyai cita rasa yang khas, jika dibandingkan dengan kopi dari daerah lain.(Mc.Temanggung/Eyv)