:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Rabu, 19 Juli 2023 | 17:54 WIB - Redaktur: Kusnadi - 70
Sumbawa Barat, InfoPublik - Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kecamatan Jereweh, Sumbawa Barat mengaku mengalami penyiksaan selama lima bulan bekerja di Arab Saudi. NK (insial) juga mengaku tak mendapat upah dari Mr. Ab (insial), warga Arab Saudi yang diketahui bertindak sebagai agen tempatnya bernaung.
‘’Lima bulan bekerja upah ditahan agen. Gaji habis untuk biaya rumah sakit. Kami juga mengalami penyiksaan dan pelecehan,’’ ujar NK, Rabu (19/7/2023) melalui sebuah unggahan video berdurasi sekitar 2 menit.
NK mengakui, sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Arab Saudi. Klaim agen, upah sebulan ia peroleh habis digunakan untuk biaya rumah sakit.
‘’Upah sebulan katanya habis untuk biaya rumah sakit sehari. Coba kami tagih, tapi kami diancam dan disiksa bahkan ada juga beberapa teman lainnya mengalami pelecehan,’’ keluhnya.
Selain tak diberi upah dan mengalami penyiksaan, NK juga kerja pindah-pindah. Dalam sebulan, ia bisa dipindah sampai ke tujuh rumah.
‘’Ada yang seminggu ada yang dua minggu. Selama bekerja upah tak pernah mau diberikan,’’ katanya.
NK berharap ada kepedulian pemerintah Indonesia atas kondisi yang dialaminya saat ini. Ia mengaku sudah tidak tahan dengan perlakuan yang diterimanya selama di Arab Saudi.
‘’Saya sudah tidak tahan, mohon bantuan pemerintah Indonesia untuk memulangkan saya,’’ harapnya.
Selain mendapat perlakuan tak manusiawi, ketika NK bermasalah ia dimasukan dalam ruangan khusus. Kondisi ini juga dialami beberapa PMI lain. Bahkan saat dirinya dalam masa pemulihan karena sakit, tetap dipaksa untuk bekerja.
‘’Kadang pekerjaannya harian, kadang mingguan bahkan kami disuruh bekerja paksa di rumah Mr. Ab. Kami juga sering disiksa,’’ akunya lagi.
Selama berada di tempat penampungan mereka hanya diberikan makan satu kali sehari. Itu pun hanya dengan mie, kadang-kadang dengan sepotong roti.
‘’Komunikasi kami dengan pihak keluarga juga dicekal pihak agen. Fasilitas pun tidak ada, kami diperlakukan seperti hewan,’’ urainya lagi.
Beberapa kali ia mencoba untuk mengkomunikasikan langsung dengan Mr. Ab selaku agen mereka di Arab Saudi. Namun lagi-lagi alasannya upah yang didapat selama ini habis untuk biaya berobat.
‘’Komunikasi dibatasi, alasannya agen takut saya kabur. Saya minta dipulangkan ke Indonesia, tapi mereka minta tebusan Rp 50 juta, padahal dalam kontrak itu tidak ada,’’ tambahnya.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi KSB, Slamet Riadi mengaku pemerintah sejauh ini baru mendapat laporan secara lisan. Termasuk potongan video pengakuan NK yang kemudian viral dalam grup WA Warga Sumbawa Barat.
‘’Laporan resmi dari pihak keluarga belum kami terima. Kami harap, keluarga bisa mengadukan ini secara resmi, sebagai dasar kami untuk merespons persoalan tersebut,’’ harapnya.
Meta demikian disapa mengaku, sambil menunggu laporan masuk dari pihak keluarga, Disnakertrans saat ini sedang melakukan berbagai upaya. Termasuk berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait.
‘’Kami juga sudah mulai komunikasi dengan beberapa pihak. Termasuk akan mengundang pihak keluarga besok (hari ini) untuk dimintai informasi lebih lanjut,’’ tambahnya.
Kapolres Sumbawa Barat, AKBP Yasmara Harahap juga mengakui sudah menerima pengakuan NK melalui video yang dikirim sejumlah pihak ke grup WA Warga Sumbawa Barat. Perwira menengah Polri ini berjanji akan mempelajari lebih lanjut kasus tersebut.
‘’Kami teliti dulu dan segera akan kami tindak lanjuti, terimakasih informasinya,’’ ujar kapolres. (MC Sumbawa Barat)