Megalith Simbol Penghubung Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan

:


Oleh Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu, 12 Juli 2023 | 13:28 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 109


Palu, InfoPublik - Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (DKIPS) Provinsi Sulawesi Tengah mengadakan wawancara bersama Dosen Antropologi Universitas Tadulako, Muhammad Marzuki di Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako. 
 
Marzuki  menjelaskan, dalam prespektif ilmu pengetahuannya situs megalith merupakan sebuah refleksi peradaban masa lalu yang kemudian memberikan nuansa pandangan baru.
 
Ia juga menuturkan, dengan dicanangkannya Sulawesi Tengah sebagai Negeri 1000 Megalith adalah sebuah lompatan besar dalam konsep pemikiran yang kemudian bisa menjadi sebuah tonggak kesejahteraan bagi masyarakat Sulawesi Tengah.
 
"Megalit ini adalah simbol peradaban yang bisa menghubungkan masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang," kata Marzuki, Selasa (11/7/2023)
 
Lebih lanjut, ia menjelaskan pencanangan akan membuat Sulawesi Tengah tidak hanya dikenal sebagai daerah tambang dan ekonomi. Tapi dikenal pula sebagai daerah yang mempunyai warisan megalitikum, yang merupakan peninggalan peradaban masa lalu yang luar biasa.
 
Menurutnya, 1000 Megalit tidak bermakna sebagai angka material yang jumlah megalitnya ada 1000, tapi ini adalah pesan sebuah kebesaran dan kehadiran peradaban yang luar biasa, yang akan melahirkan banyak aktivitas, kemudian berdampak pada kesejahteraan masyarakat. 
 
Terakhir, ia berharap semua stakeholder dan seluruh masyarakat kita terlibat bersama-sama dan melihat ini sebagai sebuah lompatan yang luar biasa, sehingga nantinya bisa melahirkan  sebuah kegiatan misalnya, Festival Megalit sekaligus mengekspos hal-hal yang berkaitan dengan corak dan ragam budaya lokal serta ekonomi masyarakat setempat. 
 
"Sekali lagi ingin saya katakan bahwa ini sebuah peninggalan peradaban besar yang harusnya kita lestarikan, dijaga keberadaannya dengan harapan, bisa membawa kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Tengah," tutup Marzuki.
 
(Diskominfo Santik)