LKBN Antara Kunjungi Kominfo Jatim, Bahas Buku “Kesalehan Digital”

:


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Senin, 5 Juni 2023 | 15:11 WIB - Redaktur: Tobari - 163


Surabaya, InfoPublik – Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur menerima kunjungan Redaktur Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Edy M Yakub, di kantor Diskominfo Jatim Surabaya, Senin (5/6/2023). Fokus utama kunjungan ini membahas buku bertajuk “Kesalehan Digital”.

“Buku ini menarik dan bermanfaat. Semoga pembaca bisa dan mau mengambil manfaatnya. Topik Kesalehan Digital ini juga bisa dibawa ke forum Kopilaborasi, bisa menjadi referensi untuk pembahasan literasi digital,” ujar Kepala Bidang Komunikasi Publik, Diskominfo Jatim, Assyari.

Edy menjelaskan, di era digital saat ini, banyak masyarakat Indonesia yang belum mengerti bagaimana membedakan sebuah berita atau informasi benar (fakta) atau hoaks.

“Penyebabnya adalah masyarakat Indonesia belum banyak yang memiliki budaya baca untuk memperoleh atau mendapatkan informasi. Sebagian besar mereka memperolehnya dari budaya dongeng langsung ke budaya tonton, sehingga tidak terbiasa kritis,” terangnya.

Akibat tidak terbiasa kritis tersebut, lanjut Edy, berita gosip di era digital lebih laku dan penyebarannya lebih cepat meluas. Akibat lebih jauh adalah masyarakat sering tertipu terkait perbincangan viral di dunia digital atau media sosial.

“Masyarakat pun sering diberi foto maupun video yang dianggap fakta, karena gambar dianggap bukti yang pasti benar,” ungkapnya.

Edy pun menggarisbawahi dari sudut agama. Berita atau informasi yang dibagikan di dunia digital, rekam jejaknya akan terus ada, meskipun orang yang membagikan itu sudah meninggal dunia.

“Jika berita yang disampaikan itu benar, akan membawa manfaat. Namun sebaliknya, jika berita itu hoaks, maka penyebar berita akan terus menanggung dosa, berisiko menjadi orang muflis atau bangkrut di akhirat,” jelasnya.

Untuk itu, solusi yang ditawarkan dan diulas dalam buku ini menitikberatkan pada 3 (tiga) hal, yaitu sanad, matan, dan rawi. “Gunakan ketiganya agar selamat dari risiko dunia dan akhirat dalam berselancar di dunia digital.

Sanad artinya usahakan informasi ada sumbernya dan ahlinya. Matan artinya konten atau isi harus tabayyun, terkonfirmasi, ada crosscheck, adil atau tidak memihak, dan fokus ukhuwah atau publik. Rawi artinya media dalam memuat informasi harus kredibel atau terverifikasi,” tegas Edy. (MC Diskominfo Prov Jatim/ida-idc/toeb )