Melestarikan Budaya Jawa, Wabup Wadahi Berbagai Komunitas Budaya Untuk Diskusi Bertema Majelis Mocopatan

:


Oleh MC KAB KARANGANYAR, Kamis, 4 Mei 2023 | 15:29 WIB - Redaktur: Kusnadi - 296


Karanganyar, InfoPublik - Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto sangat peduli berkembangnya kebudayaan. Beberapa waktu lalu, pemimpin idaman masyarakat tersebut memfasilitasi komunitas Sejarah budaya untuk melakukan kajian dan penelitian. Kemarin malam (03/05) memberikan tempat sekaligus memberikan wawasan mengenai “unggah-ungguh bahasa’ (tata cara Bahasa jawa), musik jawa, sekaligus membedah seni macapat.

“Kami membuka diri berbagai komunitas di Kabupaten Karanganyar di bidang seni dan budaya untuk terus mengkaji dan melakukan karya nyata di rumah kami ini. Kajian ini merupakan salah satu bentuk untuk melestarikan budaya jawa,” papar Rober Christanto saat memberikan sambutan.

Menurut Rober, diskusi dan kajian ini perlu terus dilakukan agar budaya jawa tidak hilang seiring dasyatnya harus globalisasi yang melanda generasi muda. Kajian Majelis Mocopatan ini diharapkan dapat membukukan karya atau mendigitalisasi karya. Artinya karya-karya tersebut harus dimedsoskan.

“Media sosial menjadi sarana ampuh untuk meliterasi budaya pada generasi muda. Sehingga budaya ini terus berkembang dan tidak hilang,” tambahnya.

Sementara, salah satu anggota Komunitas Damar Seseluh (Komunitas budaya), Kustawa Esye menyambut baik majelis mocopatan ini. Pasalnya, ini kajian ini melibatkan beberapa komunitas misalnya, menulis, unggah-ungguh Bahasa, komunitas music jawa dan lain sebagainya. Langkah nyata ini diharapkan dapat memberikan andil bagi lestarinya budaya dan ada istiadat jawa.

“Intinya, kami berpikir bagaimana anak-anak muda tahu tentang budaya yang berkembang di Jawa. Tugas kami, budaya ini tetap lestari dan anak-anak muda mengetahui kandungan filosofinya,” imbuh Kustawa Esye

Ditambahkan, Margono, salah satu komunitas pembaca acara berbahasa jawa menyambut baik kajian majelis mocopatan. Sebab, Bahasa Jawa ini mempunyai kosokata hampir 65 ribu. MIsalnya makan, ada istilah jawa ndhahar, Nedo, ngutal, nyekek, dan lain sebagainya. Kosokata 65 ribu perlu dibukukan agar tidak hilang atau hanya sekedar cerita di hari nanti. (MC Karanganyar/Sadewa)