:
Oleh MC KOTA PEKANBARU, Kamis, 6 April 2023 | 14:48 WIB - Redaktur: Tobari - 71
Pekanbaru, InfoPublik - Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru melakukan uji kualitas pangan asal tumbuhan untuk memastikan kebersihan dan bebas kontaminasi pestisida pada buah dan sayuran yang akan dikonsumsi masyarakat.
Uji kualitas ini dilakukan langsung di laboratorium milik Disketapang Pekanbaru.
Pengujian dilakukan secara berkala untuk memastikan seluruh pangan asal tumbuhan yang dikonsumsi oleh masyarakat Pekanbaru memenuhi standar kelayakan dan terbebas dari residu yang berisiko menyebabkan gangguan kesehatan dalam jangka panjang.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru Ir.Hj El Syabrina, MP, melalui Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, Yarnengsih Alam, Pengawas Mutu Hasil Pertanian, Dewi Sri Rejeki dan Ceria Dona Lagizasvera, Rabu (5/4/2023).
Yarnengsih mengatakan, tugas utama dari Laboratorium Pengujian Kualitas Pangan Asal Tumbuhan Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru adalah untuk memastikan bahwa seluruh bahan pangan yang dikonsumsi masyarakat Pekanbaru yang berasal dari tumbuhan dipastikan layak untuk dikonsumsi.
''Layak itu tidak hanya sebatas kualitasnya terlihat bagus, namun juga harus dipastikan bahwa pangan asal tumbuhan itu juga terbebas dari kontaminasi zat-zat berbahaya,'' jelas dia.
Menurutnya, masyarakat biasanya membeli sayuran atau buah berdasarkan kesegaran bentuknya. Seperti sayur yang warnanya hijau cerah atau beli beras warnanya yang putih, beli tomat warnanya yang merah merekah dan bercahaya.
"Sementara kita tidak pernah memastikan apakah pangan yang akan dikonsumsi itu sudah terbebas dari kontaminasi pestisida berlebih, terbebas dari timbal, zat besi, atau mengandung pemutih," jelas Dewi Sri Rezeki.
Memang, dijelaskan Dewi, untuk jangka pendek, dampak dari kontaminasi zat-zat berbahaya ini tidak terlihat. Namun, untuk jangka panjang, zat-zat inilah yang biasanya berkontribusi untuk terjadinya kanker di dalam tubuh.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat perkotaan untuk mengkonsumsi pangan yang layak dan sehat untuk dikonsumsi itulah, sebut dia, keberadaan laboratorium pengujian pangan asal tumbuhan yang dikelola oleh Dinas Ketahanan Pangan ini menjadi sangat diperlukan.
''Ya, kita terus berupaya melengkapi sarana dan prasarana, termasuk juga tenaga sumber daya manusia yang bisa mendukung pada cara kerja laboratorium ini,'' lanjut Dewi.
Ia mengakui, saat ini sifat pengawasan yang dilakukan baru sebatas pengujian tahap awal. Namun, ke depan, seiring dengan semakin kompleksnya persoalan yang berkaitan dengan kelayakan pangan yang dikonsumsi, maka laboratorium ini diharapkan bisa menjadi sarana untuk meregistrasi PSAT yang bukan saja ditanam, namun juga dipasarkan di Pekanbaru.
''Kita menargetkan ke depan, bisa mengeluarkan register terhadap PSAT yang beredar di tengah masyarakat,'' jelas dia.
Untuk tahap awal, jelas dia, pelaksanaan pengujian kualitas PSAT intensif dilakukan terhadap produk buah dan sayuran yang dihasilkan oleh kelompok tani yang ada di Pekanbaru.
Jadi untuk sayuran yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT), itu hasilnya sudah pernah kita uji, hasilnya negatif kontaminasi zat berbahaya.
"Hal ini, sebut dia, sejalan dengan program Disketapang, dimana dari mulai pemberian bibit yang terbaik, pupuknya juga alami. Jadi tidak banyak menggunakan pestisida atau racun hama,'' ungkap dia.
Saat ini, jelas Ceria Dona, Disketapang juga mengintensifkan pengawasan terhadap produk PSAT yang dijual di pasar-pasar.
''Kita lakukan pengujian terhadap buah dan sayuran yang dijual di pasar, sembari melakukan pembinaan kepada para pedagang akan bahaya menjual pangan yang terkontaminasi residu kimia berbahaya bagi tubuh,'' ungkap dia.
Dona berharap, ke depan, kesadaran masyarakat juga semakin meningkat sehingga bisa memilih dan memilah pangan yang layak dan sehat untuk dikonsumsi.
Nah, untuk masyarakat yang merasa perlu untuk mendapatkan pelayanan Labor Pengujian Kualitas Pangan Asal Tumbuhan, Disketapang Pekanbaru membuka akses kepada masyarakat.
''Tidak ada dikenakan biaya apapun, atau digratiskan untuk melakukan pengujian sampel,'' kata dia.
Sepanjang tahun 2022 lalu, dijelaskan Ceria Dona, Disketapang melakukan sebanyak 115 kali uji petik untuk PSAT. Dari jumlah tersebut, 2 komoditas pangan ditemukan positif memiliki kontaminasi tinggi.
Tahun ini pun, jelas dia lagi, Disketapang akan melakukan pengujian secara berkala untuk sejumlah komoditas. ''Kita harapkan ini juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,'' ajak dia. (Kominfo10Pku/RD5/toeb)