Tradisi Meugang di Aceh, Warisan Indatu Tidak Boleh Hilang

:


Oleh MC KAB PIDIE, Rabu, 22 Maret 2023 | 16:54 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 448


Sigli, InfoPublik - Di awal bulan suci Ramadan dua hari sebelumnya masyarakat Aceh melaksanakan penyembelihan daging yang disebut Daging Meugang.

Meugang adalah tradisi memasak daging sehari sebelum ramadan. Pada umumnya masyarakat Aceh merayakan Meugang tiga kali setahun yaitu dua hari sebelum ramadan, dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri dan 2 hari sebelum Hari Raya Iduladha.

Tradisi ini merupakan warisan Sultan Iskandar Muda saat memimpin Kerajaan Aceh Darussalam, dan saat ini telah menjadi warisan budaya tak benda.

Sejarah menyebutkan, dalam bukunya Profesor Ali Hasyimi berjudul, Kebudayaan Aceh dalam Sejarah Tahun 1983, Sultan membagikan daging untuk yatim dan duafa dalam jumlah besar.

Seluruh biaya dikeluarkan ditanggung oleh bendahara istana. Sedangkan dalam buku Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636) karya Denys Lombard, pada hari meugang, Sultan juga menzirahi makam sultan sebelumnya yang telah meninggal dunia.

Hingga saat ini tradisi Meugang terus diwarisi selururh masyarakat Aceh, salah satunya di Gampong Jijiem Kecamatan Keumala dilakukan pada hari Rabu 22 Maret 2023 (Meugang Kedua).

Adapun harga daging Meugang tahun ini dibanderol untuk 1 kg daging kerbau berkisar Rp. 180.000.- s/d Rp. 200.000,- sedangkan harga tulang Rp. 100.000,- / Kg.

Penjual daging meugang, Amiruddin M. Gade mengatakan Meugang tahun ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Meskipun begitu tradisi ini terus dilestarikan sebagai warisan dari Indatu (nenek moyang)

"Meugang tahun ini sedikit sepi dari tahun-tahun sebelumnya, biasanya tahun sebelumnya kami menyembelih dua hingga tiga ekor sapi dan untuk tahun ini kami menyembelih satu ekor sapi" imbuhnya, Rabu (22/03/2023) di pasar setempat.

Hal senada juga disampaikan Ishak, menurutnya, krisis ekonomi yang dialami masyarakat setempat membuat penyambutan bulan puasa ramadan tidak semeriah seperti tahun sebelumnya.

"Krisis Ekonomi yang terjadi di Negera kita pada umumnya bermula dari kenaikan harga BBM yang tinggi serta diperparah dengan pendapatan masyarakat yang menurun yang membuat suasana menyambut bulan Suci Ramadhan 1444 H / 2023 M kali tidak semeriah tahun-tahun lalu. Namun masyarakat masih berusaha untuk membeli daging sebagai perayaan Meugang meskipun dalam jumlah yang sedikit," jelasnya.(Mc.Pidie/Eyv)