:
Oleh MC KAB SANGGAU, Jumat, 3 Maret 2023 | 13:27 WIB - Redaktur: Kusnadi - 131
Sanggau, InfoPublik - Kain Kebat merupakan kain tenun yang biasa dikenakan oleh masyarakat Suku Dayak Iban di Kalimantan Barat. Kain ini menjadi salah satu pakaian mewah yang biasa digunakan pada upacara-upacara kebesaran.
"Suatu kehormatan bagi saya bisa berkumpul sekaligus bisa bersilahturahmi dengan ibu-ibu kelompok tenun Iban Sebaruk Sungai Sepan," ujar Ketua Dekranasda Kabupaten Sanggau, Arita Apolina saat membuka kegiatan Workshop Tenun Iban Sebaruk kampung Sungai Sepan Desa Malenggang Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (1/3/2023).
Ketua Dekranasda Kabupaten Sanggau, Arita Apolina mengatakan melalui kegiatan workshop yang dirancang ini diharapkan bisa menjadi momen untuk sebagai langkah awal dalam menghidupkan kembali praktik menenun sebagai pengetahuan lokal yang menjadi identitas budaya bagi Masyarakat Adat Iban Sebaruk.
Ia berharap, adanya kegiatan workshop ini dapat mewariskan pengetahuan lokal menenun khususnya untuk generasi muda.
“Sehingga pengetahuan dan kearifan lokal menenun Dayak Iban Sebaruk kembali menjadi salahsatu kebudayaan yang dipraktikan secara turun-temurun, khususnya Desa Malenggang dan secara umumnya Kabupaten Sanggau,” ujar Ketua Dekranasda Kabupaten Sanggau tersebut.
Tentu kegiatan ini, lanjut Ketua Dekranasda Kabupaten Sanggau mempunyai tujuan untuk mewariskan pengetahuan lokal menenun bagi Masyarakat Adat Iban Sebaruk masa kini dan masa yang akan datang khususnya untuk generasi muda.
“Sehingga generasi muda memiliki ikatan kuat dengan wilayah dan hutan adatnya yang menjadi sumber identitas budaya komunitas, dapat merevitalisasi pengetahuan dan kearifan lokal menenun Dayak Iban Sebaruk agar kembali menjadi budaya yang dipraktikan secara turun-temurun. Sehingga menumbuhkan salahsatu sumber pendapatan alternatif bagi Masyarakat Adat Iban Sebaruk yang muncul dari aspek pengetahuan lokal," jelasnya.
Arita Apolina juga mengatakan ini merupakan suatu potensi yang sangat luar biasa untuk segera direvitalisasi karena merupakan kekayaan warisan tradisi dan budaya bangsa.
“Oleh karena itu, perlu secepatnya melakukan revitalisasi pengetahuan menenun tersebut ke genarasi muda,” harapnya. (Alfian/E.A.Lusy)