Inovasi dan Keberpihakan Anggaran Kunci Sukses KSB Turunkan Stunting

:


Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Jumat, 24 Februari 2023 | 05:25 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 131


Sumbawa Barat, InfoPublik – Keberpihakan anggaran dan inovasi nyata pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat bidang kesehatan menjadi kunci sukses Kabupaten Sumbawa Barat menurunkan angka stunting.

Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin saat menjadi nara sumber kegiatan workshop yang digelar BKKBN Provinsi NTB, di Mataram, Rabu(22/2/2023)

Menurut Fuf, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) setiap tahun berhasil menurunkan angka stunting. Kerja kolaboratif di lapangan menjadikan Sumbawa Barat sebagai salah satu daerah terbaik menekan stunting.

Ini bisa dilihat angka tahunan yang ditunjukkan Sumbawa Barat. Tahun 2020 angka stunting KSB menyentuh angka 33,40 persen, setahun kemudian tepatnya di tahun 2021 turun menjadi 24,6 persen. Tahun 2022 turun lagi menjadi 13,19 persen.

‘’Untuk 2023 KSB memasang target pada 6,43 persen sehingga pada tahun 2024 tersisa 4 persen,’’ paparnya.

Untuk merealiasikan target tersebut, tahun 2023 ini Pemda Sumbawa Barat telah membantu 228 posyandu gotong royong. Di KSB, posyandu tidak hanya dijadikan sebagai tempat pelayanan kesehatan ibu dan bayi, posyandu gotong royong KSB mencakup semua lingkup dan bidang kebutuhan masyarakat.

‘’Bentuk komitmen pemerintah menurunkan angka stunting KSB tentunya dengan keberpihakan anggaran. Kami sudah mengalokasikan dana Rp 114 miliar melalui APBD Sumbawa Barat, di atas 10 persen dari total APBD tahun ini,’’ jelasnya.

Dalam pemaparannya, wabup menjelaskan beberapa hal yang sudah dilakukan Pemda Sumbawa Barat dimulai dengan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat menjadi salah satu upaya pemerintah menekan stunting.

‘’Praktek baik yang terutama pada periode pertama tahun 2016 adalah menyediakan jamban bagi masyarakat. Program ini dikenal dengan jambanisasi bagi masyarakat yang belum memiliki jamban,’’ katanya.

Penyediaan jamban menjadi penting untuk memastikan kesehatan masyarakat dan lingkungan. Kondisi masyarakat dan lingkungan yang buruk secara otomatis akan mempengaruhi kualitas kesehatan. ‘

’Kala itu kami belum tahu apa itu stanting, pencegahan stunting pun tidak sepopuler saat ini. Harapan kami dari jamban ini kualitas kesehatan manusia di KSB meningkat,’’ paparnya.

Program jambanisasi saat itu belum popular. Mungkin hanya Kabupaten Sumbawa Barat yang melaksanakan program seperti ini.

Bersama Bupati Sumbawa Barat, H.W. Musyafirin, ia mendapat cibiran dari berbagai kalangan. Ada yang menyindir halus, ada juga yang secara terang-terangan menilai jambanisasi Pemda KSB tidak punya manfaat bagi masyarakat. Masa bupati/wakil bupati mengurus jamban.

‘’Masyarakat akhirnya menyadari, program jambanisasi ini mampu meningkatkan kualitas kesehatan manusia. Memanusiakan manusia melalui jambanisasi ini berhasil menekan sejumlah penyakit berbasis lingkungan di Sumbawa Barat,’’ jelasnya.

Di KSB, penanganan stunting dilakukan secara gotong royong. Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR) menjadi instrument utama. Semua program pembangunan pemerintah dilaksanakan secara gotong royong dengan melibatkan semua unsur. ‘

’ASN, anggota TNI/Polri, masyarakat kita libatkan bersama. Gotong royong bukan hanya dibidang pembangunan, pelayanan kesehatan dan lain sebagainya juga termasuk disitu,’’ tukasnya.

Konsep gotong royong yang dituangkan melalui Perda menjadi roh dan instrumen utama pemerintah. Gotong royong benar-benar diberdayakan oleh Sumbawa Barat sejalan dengan semangat awal pembentukan NKRI oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno.

‘’Selama ini gotong royong itu hanya dijadikan slogan. Di Sumbawa Barat, gotong royong benar-benar dituangkan melalui perda. Perda inilah yang kemudian menjadi kunci utama pembangunan segala bidang di KSB,’’ terangnya.

Dia menambahkan program jambanisasi, Pemkab sudah  menuntaskan 6.012 jamban bagi masyarakat yang belum memiliki jamban.

Program jambanisasi selain melibatkan ASN, anggota TNI/Polri, kejaksanaan dan pihak terkait lain, pemerintah juga membentuk agen yang kemudian dikenal dengan Agen Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (Agen PDPGR).

‘’Ada sekitar 1.200 agen disebar disemua peliuk (blok wilayah) di Sumbawa Barat. di lapangan gotong royong kita bagi dalam tiga klasifikasi yaitu gotong royong mandiri, gotong royong stimulan dan gotong royong padat karya,’’tandasnya.

(diskominfoksb)