Pastor Paroki Tanah Merah Ajak Umatnya Melakukan Pertobatan di Masa Prapaska

:


Oleh MC KAB BOVEN DIGOEL, Jumat, 24 Februari 2023 | 06:46 WIB - Redaktur: Kusnadi - 247


Boven Digoel, InfoPublik - Memasuki Masa Prapaska, Ditandai dengan penerimaan abu pada Hari Raya Rabu Abu, Pastor Paroki Hati Kudus Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel mengajak umatnya untuk melakukan pertobatan, Rabu 22/02/2023).

Mengawali khutbahnya saat perayaan misa Rabu Abu, Pastor Paroki Hati Kudus Tanah Merah, Salfinus Buarlele, MSC menyampaikan bahwa pada masa prapaska ini gereja Katolik sedunia khususnya keuskupan-keuskupan di Indonesia mengarahkan diri pada tema sentral yakni Pertobatan Ekologis.

Adapun maksud dari Pertobatan Ekologis adalah seseorang bertobat dan diajak bertobat memperbaharui dirinya untuk mencintai dunia, alam semesta, termasuk lingkungan tempat tinggal di sekitar.

"Tetapi bagaimana mungkin seseorang bisa menjaga alam lingkungan sekitarnya kalau dirinya sendiri tidak mampu memelihara kekudusan atau kesucian dirinya," ucap Pastor Salfinus.

Dikutip dari bacaan pertama Nubuat Yoel, Pastor mengajak umatnya agar hendaklah mengoyakan hati dan bukan pakaian.

"Ketika kejatuhan manusia Adam dan Hawa, ketika mereka melakukan kesalahan, mereka sadar bahwa mereka itu sudah telanjang tidak berpakaian maka Adam dan Hawa cepat-cepat membuat pakaian dari daun menutup tubuh mereka karena ada rasa malu di situ."

Lanjutnya, "Dan rupanya praktek ini dibuat oleh orang Israel ketika mereka bertobat pada masa perjanjian lama yang mereka lakukan juga adalah mengoyak pakaian tanda bahwa mereka menunjukan pertobatan hal lahiria," ungkapnya.

Hal inilah yang dibantah oleh nabi Yoel bahwa yang harus dikoyak itu bukan pakaian, maka dirinya pergi ke tungku dengan berpakaian karung dan menyatu dengan abu serta menyatakan sesal, juga tobat lalu berpuasa di situ karena dia menyadari bahwa dirinya berasal dari debu.

Pastor Alfin, sapaan akrabnya juga menyampaikan bahwa memang benar tentang sejarah penciptaan dunia yang pertama sampai kelima itu bersumber dari kata-kata Allah sendiri yaitu jadilah terang serta cakrawala di langit, jadilah hewan serta tumbuhan di darat maupun di lautan.

"Tetapi pada hari keenam, Allah tidak menciptakan manusia dengan bersabda, yang Allah buat, Dia membentuk manusia dari debu tanah."

Lanjutnya, "Setelah Dia membentuk baru dia menghembuskan rohnya, nafas kehidupan sehingga manusia bisa bergerak, kalau tanpa nafas kehidupan kematian yang terjadi, tidak ada apa-apanya," tuturnya.

Oleh karena itu dirinya juga mengatakan kepada umatnya bahwa saat itu akan diberikan abu guna mengingatkan tentang kemanusiaan yang lemah, rapuh karena roh menghadap Tuhan tetapi badan menghadap tanah.

Disampaikannya pula bahwa abu yang akan diberikan saat perayaan tersebut berasal dari hasil pembakaran daun-daun yang sudah diberkati saat merayakan hari raya Minggu Palma setahun sebelumnya.

Selain ajakan agar mengoyakkan hati untuk bertobat, Pastor Alfin juga menyampaikan kepada umatnya tentang ajaran Yesus Kristus lewat bacaan Injil yakni tidak menjadi orang munafik.

Dirinya mengatakan agar jangan menjadi orang munafik dalam membantu maupun menolong sesama hanya karena ingin memamerkan ataupun menyombongkan diri tetapi harus dengan ketulusan hati.

Semangat menolong itu disertai dengan rasa tobat dan sesal terhadap kehidupan dahulu yang sering mementingkan diri sendiri seperti pengalaman Zakeus pemungut cukai yang mau bertobat.

Selain itu pastor juga mengatakan bahwa saat berpuasa hendaklah jangan menampilkan wajah munafik seperti orang bersedih tetapi tetap bersuka cita karena hal tersebut merupakan kesempatan dari Tuhan untuk bertobat serta membaharui diri.

"Berpuasa berarti hanya makan kenyang sekali sehari dan di masa puasa ini diwajibkan kepada kita adalah pada Rabu Abu dan Jumat Agung selama 40 hari, yang berpuasa berumur 18 tahun sampai 59 atau 60 tahun," kata pastor.

Ditekankannya pula bahwa berpuasa bukan tentang hal menahan diri untuk tidak makan tetapi harus disertai dengan niat untuk bertobat, berubah serta membaharui hidup juga jauhi amarah, dendam dan iri hati kepada sesama.

Saat berpuasa gereja akan mengedarkan amplop Aksi Puasa Pembangunan (APP) kepada umatnya bertujuan untuk disumbangkan kepada mereka yang berkekurangan maupun korban bencana di seluruh dunia.

Pastor Alfin juga menjelaskan terkait hal berpantang yakni mengurangi juga menahan diri dari kecenderungan kesenangan diri yang selama ini kita miliki atau lakukan dengan rasa sesal juga tobat.

Ditambahkannya pula agar di saat menjalankan puasa hendaknya umat harus selalu berdoa dan gereja juga memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menerima sakramen tobat atau pengakuan dosa.

Dalam hal pemberian sakramen tobat, dikatakannya bahwa seorang Imam tidak akan pernah menceritakan dosa yang disampaikan oleh umat kepada orang lain karena itulah yang dinamakan rahasia pengakuan dosa ataupun karunia sakramen Imamat melalui Sakramen Tobat.

Dirinya juga menekankan agar jangan pernah menolak ataupun memilih-milih Imam untuk melakukan pengakuan dosa.

"Ingat baik-baik, ketika mulai mempertimbangkan dan membeda-bedakan, saya suka dengan pastor ini, saya tidak suka dengan pastor itu, saya takut dosa saya diketahui oleh pastor ini dalam sakramen pengakuan dosa, sadar tidak sadar kita telah menyangkal Imamat Kudus, menolak Imamat seorang Imam."

Lanjutnya, "Dan dibalik penolakan Imamat seorang Imam berarti kita juga menolak sang pemberi sakramen Imamat itu sendiri, yakni Kristus, kita menolak Kristus berarti kita menolak Dia yang mengutus Kristus yakni Bapa sendiri dalam Roh Kudus, dan yang paling bahaya menyangkal Roh Kudus karena Imam ditahbiskan dengan kuasa Roh Kudus," ucapnya.

Dakatakannya bahwa Imam bahkan Uskup maupun Paus juga selalu melakukan pengakuan dosa yang biasa dinamakan dengan Pater Spiritual atau pembimbing rohani di mana orang bercerita tentang kelebihan, kekurangan maupun kekurangannya serta memohon ampun.

"Ketika kita melakukan semuanya ini dengan suka cita, dengan hati yang tulus dan gembira, kata-kata Tuhan di akhir Injil hari ini sungguh-sungguh membawa berkat bagi kita, Bapakmu yang tersembunyi akan membalas yang baik penuh dengan berkat dan suka cita kepada kita yang mau bertobat dan hidup baru dihadapan Tuhan dan sesama," ungkap Pastor.

Menutup khutbahnya Pastor Salfinus menyampaikan penekanan dari Uskup Agung Merauke bahwa selain menjaga kebersihan rumah, lingkungan maupun gereja, umat juga diminta untuk melakukan aksi tanam bunga serta pepohonan hijau untuk menandakan rasa cinta kepada alam semesta.(MC Boven Digoel/Angga)