RSUD Kapuas Lakukan Penyuluhan Kesehatan tentang Penyakit Kulit Skabies di Radio Siaran Pemda 91,4 FM

:


Oleh MC KAB KAPUAS, Senin, 13 Februari 2023 | 12:50 WIB - Redaktur: Kusnadi - 200


Kuala Kapuas, InfoPublik - RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 91,4 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi dari narasumber yakni dr. Aryo Sudrajad, Sp.KK, didampingi Pengelola Promkes RSUD Kapuas, Popo Subroto, SKM, M.I.Kom yang mengulas tentang Penyakit Kulit Skabies pada Senin (13/02/2023).

dr. Aryo Sudrajad, Sp.KK yang bertugas sebagai Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa penyuluhan kesehatan tentang penyakit kulit Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi Sarcoptes scabiei var. hominis. Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Acarina, famili Sarcoptidae. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau atau Sarcoptes scabiei var. hominis beserta produknya. Sinonim atau nama lain skabies adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo. Skabies dapat menyebar dengan cepat pada kondisi ramai dimana sering terjadi kontak tubuh.

Ditambahkan beliau, penyakit skabies dapat menjangkiti semua orang pada semua umur, ras, dan tingkat ekonomi sosial. Sekitar 300 juta kasus skabies di seluruh dunia dilaporkan setiap tahunnya. Menurut Depkes RI, berdasarkan data dari puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 2008, angka kejadian skabies adalah 5,6%-12,95%. Skabies di Indonesia menduduki urutan ke tiga dari dua belas penyakit kulit tersering. Biasanya mudah menular ditempat-tempat pemukiman yang padat penduduknya dan sering berinteraksi atau kontak fisik dengan banyak orang, seperti daerah-daerah kumuh, panti asuhan, penjara, dan juga seperti sekolah berasrama misalnya pesantren dengan ribuan manusia yang agak kurang menjaga kebersihan, manusia yang memiliki sistem kekebaan tubuh yang rendah, serta seseorang dengan kebersihan yang buruk seperti berbagi pakaian dan handuk serta frekuensi mandi yang jarang.

Skabies seringkali diabaikan karena tidak mengancam jiwa sehingga prioritas penanganannya rendah. Akan tetapi, penyakit ini dapat menjadi kronis dan berat serta menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Lesi pada skabies menimbulkan rasa tidak nyaman karena sangat gatal sehingga penderita seringkali menggaruk dan mengakibatkan infeksi sekunder.

Terkait penularan skabies ini dapat terjadi melalui kontak dengan obyek terinfestasi seperti handuk, selimut, atau lapisan furnitur dan dapat pula melalui hubungan langsung kulit ke kulit. Berdasarkan alasan tersebut, skabies terkadang dianggap sebagai penyakit menular seksual. Ketika satu orang dalam rumah tangga menderita skabies, orang lain dalam rumah tangga tersebut memiliki kemungkinan yang besar untuk terinfeksi. Seseorang yang terinfeksi Sarcoptes scabiei dapat menyebarkan skabies walaupun ia tidak menunjukkan gejala. Semakin banyak jumlah parasit dalam tubuh seseorang, semakin besar pula kemungkinan ia akan menularkan parasit tersebut melalui kontak tidak langsung. Skabies mudah menular karena kontak kulit yang sering terjadi, terutama bila tinggal di tempat tinggal yang sama.

Pengobatan secara umum yang diberikan dokter meliputi edukasi kepada pasien, yaitu Mandi dengan air hangat dan keringkan badan, Pengobatan menggunakan obat salep dari dokter spesialis kulit yang dioleskan di seluruh kulit yang terkena, kecuali wajah, sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum tidur, Menghindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan, Segera ganti pakaian, handuk, sprei yang digunakan, dan selalu cuci dengan teratur, bila perlu direndam dengan air panas, karena tungau akan mati pada suhu 130 oC, Hindari penggunaan pakaian, handuk, sprei bersama anggota keluarga serumah, Setelah periode waktu yang dianjurkan, segera bersihkan skabisid dan tidak boleh mengulangi penggunaan skabisid yang berlebihan setelah seminggu sampai dengan 4 minggu yang akan datang, dan Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang sama dan ikut menjaga kebersihan.

"Penyakit kulit scabies dapat menyerang siapa saja tanpa terkecuali, apabila ada kerabat atau keluarga yang terkena penyakit kulit ini segera diobati dengan berobat ke dokter atau ke tempat fasilitas kesehatan terdekat, juga dapat berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas dan sudah dapat menggunakan layanan kesehatan BPJS Kesehatan," pungkasnya. (hmskmf)