:
Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Senin, 12 Desember 2022 | 13:35 WIB - Redaktur: Kusnadi - 819
Labuan Bajo, InfoPublik - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT menggelar Rapat Koordinasi Sensus Pertanian Tahun 2023 BPS Kabupatem/Kota se-Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Jum'at (09/12) di hotel Jayakarta Labuan Bajo.
Rakor Sensus Pertanian dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Manggarai Barat dr. Yulianus Weng, M.Kes dengan Keynote speech oleh Kepala BPS Proinsi NTT Matamira B. Kale, S.Si, M.Si, Keynote speech oleh Kepala BPS Manggarai Barat Ade Sandi Parwoto yang diikuti peserta dari Kepala dan Staf BPS kabupaten/ kota se-Provinsi NTT.
BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar Rakor Sensus Pertanian sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan Sensus Pertanian 2023 (ST2023) di seluruh wilayah Republik Indonesia khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan Tema "Mencatat Pertanian Indonesia untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani".
Dalam arahannya Wabup Yulianus Weng mengatakan selain pariwisata, Manggarai Barat merupakan kabupaten penyumbang terbesar nomor satu untuk produksi padi di Nusa Tenggara Timur.
"Hamparan sawah yang sangat luas di daerah Mabar ini yang kemudian menjadikan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebagai lapangan usaha dengan kontribusi terbesar bagi perekonomian di Kabupaten Manggarai Barat," ungkap Wabup Mabar
Disebutkan, pada tahun 2021, sumbangan lapangan usaha ini adalah sebesar 40,97 persen terhadap PDRB Manggarai Barat. Sumbangan sektor ini sendiri di tingkat provinsi sebesar 29,17 persen, tetap merupakan sektor dengan sumbangan terbesar dalam struktur PDRB Provinsi NTT.
"Apa yang bisa kita simpulkan dari hal tersebut? bahwa Sektor Pertanian ini sangat penting dan harus diberikan perhatian khusus. Mengapa begitu? Karena Sektor Pertanian merupakan sumber bahan makanan untuk masyarakat, sektor pertanian juga masih menjadi sektor unggulan di sebagian besar wilayah NTT," imbuhnya
Menurut Wabup, tidak hanya timbal baliknya saja yang perlu diperhatikan, seperti produksi dan harga produk pertanian, tetapi juga tenaga kerja yang berkecimpung di bidang pertanian, seperti profil dan aset usaha pertanian.
Wabup Mabar menegaskan bahwa usaha pertanian ini tidak akan terlepas dari peran saudara-saudara kita yang bertumpu di sektor ini. Oleh karena itu, penting sekali untuk merancang kebijakan, peraturan, keputusan yang berguna untuk membangun sektor ini, tentunya dengan berdasar pada data dan informasi yang tepat dan terarah.
Sektor pertanian, lanjut Wabup Mabar, harus diperkuat melalui berbagai kebijakan yang juga turut menyejahterakan pelaku usaha pertanian, sehingga terwujud kedaulatan pangan di Bumi Nusa Tenggara Timur.
"Data tentunya menjadi sangat penting dalam memacu perkembangan sektor pertanian di Nusa Tenggara Timur. Untuk itu, dengan kehadiran Bapak/Ibu peserta rakor semuanya di Labuan Bajo ini, kami selaku pemerintah daerah berharap agar kegiatan ini bisa melahirkan buah pikiran yang berguna bagi pelaksanaan pembangunan sektor pertanian khususnya dalam hal data," ungkap Wabup bumi Komodo tersebut
Wabup berharap kolaborasi yang sudah terjalin diharapkan bisa membantu mewujudkan data yang berkualitas bagi Indonesia Maju.
"Kami sangat menyadari pentingnya arti data bagi pembangunan, sebagaimana yang sering kita dengar “Data itu mahal, tetapi jauh lebih mahal jika membangun tanpa data,” pungkas Wabup Yulianus Weng
Kepala BPS Proinsi NTT Matamira B. Kale, S.Si, M.Si menyampaikan kunci utama dalam penyelesaian isu pertanian nasional adalah transformasi system pangan dan pertanian untuk lebih inovatif, berdaya saing, dan berkelanjutan. Sensus Pertanian 2023 (ST2023) menyajikan data untuk pembuatan keputusan berbasis bukti (evidence based decision) dalam transformasi sistem pertanian dan pangan untuk menyelesaikan isu global dan tantangan nasional
Dijelaskannya, tujuan dan manfaat ST2023 yaitu, memotret perubahan struktur pertanian Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir, menyediakan kerangka sampel bagi survei-survei yang akan dilaksanakan di antara dua sensus untuk mengumpulkan statistik pertanian yang lebih rinci dan menyediakan data yang digunakan sebagai benchmark dan rekonsiliasi statistik pertanian yang ada.
"ST2023 Merupakan Sensus Pertanian ke-7 yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik. Jika dibandingkan dengan Sensus Pertanian 2013 (ST2013) yang menghasilkan data Struktur Pertanian Indonesia dan Petani Gurem," jelasnya
Ia menyebutkan pada ST2023 ini selain menghasilkan data struktur pertanian dan petani gurem (seperti ST2013), ST2023 juga akan menghasilkan data yaitu Indikator SDGs pertanian, Small Scale Food Producer (Petani Skala Kecil) sesuai standar FAO, Geospasial Statistik Pertanian dan manajemen Pertanian kelembagaan, adopsi teknologi informasi dan komunikasi, dll.
Matamira mengingatkan pentingnya kegiatan ST2023, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyukseskan Sensus Pertanian 2023, diantarannya kolaborasi dengan berbagai pihak (K/L/D, Asosiasi, dan UN: FAO, UN Women, WFP, dll), Publisitas yang menjangkau dan menyentuh semua stakeholders dan kemanfaatan data yang dihasilkan dalam mendukung transformasi sistem pangan dan pertanian
"Publisitas yang baik dan terencana diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sensus pertanian dan pada akhirnya masyarakat akan aktif serta dalam memberikan respons berupa data yang lengkap dan akurat," imbuhnya
Untuk diketahui pada Tanggal 29 November 2022 yang lalu, BPS Pusat telah memulai kickoff Publisitas ST2023 yang perlu diikuti oleh seluruh BPS Provinsi/Kabupaten termasuk Provinsi NTT.
Sementara itu kepala BPS Manggarai Barat Ade Sandi Parwoto menyampaikan tujuan dari publisitas ST2023 sendiri adalah memperoleh perhatian publik melalui penyebaran informasi berbagai media, menyebarluaskan informasi yang lengkap terkait pentingnya sensus pertanian dan terciptanya pemahaman yang sama terkait tujuan dan relevansi dari sensus pertanian
Ade Sandi juga mengatakan fokus yang ingin dicapai pada publisitas ST2023 yaitu menyasar Masyarakat, Internal BPS, Kementrian/Lembaga, Asosiasi di Bidang Pertanian, dan Media Massa.
"Partisipasi aktif dalam publisitas ST2023 sangat menentukan keberhasilan Sensus Pertanian 2023," kata Ade Sandi
Dijelaskan juga hal yang dapat dilakukan untuk mendukung publisitas ST2023 adalah penyebarluasan informasi tentang Sensus Pertanian 2023 dengan menggunakan narasi maupun materi publisitas yang telah disiapkan Humas BPS, dukungan sosialisasi Sensus Pertanian 2023 di media massa dan melalui kanal-kanal komunikasi yang dimiliki instansi pemerintah dan asosiasi (media luar ruang, website, media sosial, melalui WAG yang dimiliki, serta media lainnya).
Kemudian bagi para pelaku usaha pertanian, berpartisipasi aktif dalam Sensus Pertanian 2023 dengan menerima kedatangan petugas dan menjawab pertanyaan petugas dengan benar dan menjadi agen sosialisasi di lingkungan terdekat.(Mckabmanggaraibarat/Syarif ab - Tim IKP Kominfo Mabar)