:
Oleh MC Prov Sumatera Barat, Minggu, 13 November 2022 | 04:32 WIB - Redaktur: Tobari - 265
Tanah Datar, InfoPublik - Program satu nagari satu event di Kabupaten Tanah Datar diapresiasi Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi sebagai upaya pengembangan wisata sekaligus pelestarian budaya dan kearifan lokal yang tumbuh di nagari.
Apresiasi tersebut disampaioan gubernur saat membuka Festival Pamenan Minangkabau 2022 di Halaman Istano Linduang Bulan, Kabupaten Tanah Datar, Sabtu (12/11/2022).
Menurut gubernur, melalui iven di nagari akan menghidupkan budaya berbasis nagari, seni, sejarah, kuliner dan ritus atau perayaan, permainan rakyat, hingga pengetahuan dan obat-obaran tradisional.
"Melalui iven nagari juga akan meningkatkan kereratan dengan rantau. Karena setiap ada iven di nagari asalnya, banyak perantau yang pulang. Sehingga akan menggerakkan ekonomi," ujar gubernur.
Kedepan, gubernur berharap iven di setiap nagari akan semakin tertata dengan baik melalui pembinaan rutin menggunakan dana nagari.
Sebelumnya gubernur juga menghadiri pembukaan Pesona Sumpu Festival Danau Singkarak, yang digelar selama dua hari penuh 12-13 November, di Kawasan Rimah Gadang, Tapian Danau Batu Baraguang, Nagari Sumpu, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, dengan tema 'Malapeh Salero, Melestarikan Seni Budaya'.
Dalam festival Pesona Sumpu ini, digelar berbagai macam kegiatan seperti pacu biduak tradisional, festival kuliner, manjalo diateh biduak, mangubak pensi massal hingga pencak silat.
Wakil Bupati Tanah Datar, Richi Aprian mengharapkan, melalui satu nagari dapat menggali potensi nagari serta membangkitkan semangat berkesenian dan berbudaya bagi generasi muda di setiap nagari.
"Saya mengucapkan apresiasi setinggi tingginya kepada masyarakat yang telah berhasil mengangkat budaya dan kearifan lokal anak nagari dalam Festival Pesona Sumpu ini," kata Wabup.
Wabup mengatakan, satu nagari satu event merupakan program unggulan Pemkab Tanah Datar yang tujuan utamanya memang untuk melestarikan kebudayaan lokal nagari, wisata alam, dan memberikan kesempatan pada anak anak muda untuk berkreasi.
Dengan adanya festival di nagari, anak nagari bisa berkumpul bersama dengan angku-angku niniak mamak, bundo kanduang, tokoh masyarakat sambil memberikan arahan kepada pemuda dan pemudi.
Tanpa disadari, dengan adanya kebersamaan tersebut, akan terjadi komunikasi antara mamak dengan kamanakan hingga memunculkan kembali adat salingka nagari.(doa/san/MMC/toeb)