PR Dihapus, Pelajar Diminta Harus Kreatif

:


Oleh MC KAB BATANG, Kamis, 10 November 2022 | 21:42 WIB - Redaktur: Tobari - 566


Batang, InfoPublik – Penghapusan Pekerjaan Rumah (PR) bagi pelajar SD dan SMP yang mulai diberlakukan 10 November, menuai berbagai respons baik dari kalangan pendidik maupun wali murid.

PR diganti dengan mengoptimalkan peran aktif pelajar yang mempraktikkan materi pembelajaran berbentuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka.

Wali kelas IVA, SD Kauman 7 Batang Anggrarina mengatakan, tujuan awal guru memberikan PR kepada anak didik adalah hanya sebuah tugas tanpa niat membebani.

Pasca diberlakukannya aturan tersebut, intensitas guru memberikan PR secara bertahap mulai dikurangi.

Dulu hampir setiap hari anak diberikan PR dan dikumpulkan esok harinya, untuk dilakukan pembahasan lalu diberikan penghargaan bagi mereka yang bisa mengerjakan dengan baik.

"Tapi sekarang intensitasnya mulai berkurang, yakni hanya ketika tugas di kelas belum selesai dan itu pun bukan dijadikan yang utama bagi anak,” katanya, saat ditemui di ruang kelas IVA, SD Kauman 7, Kabupaten Batang, Kamis (10/11/2022).

Sebagai pengganti PR, guru lebih mengedepankan kebebasan anak didik dalam mengeksplorasi diri, sesuai potensi, minat dan bakat yang dimiliki.

Berbeda dengan Citra, ibu rumah tangga yang memiliki anak yang masih duduk di bangku kelas 1 SD.

Ia lebih mendukung jika anak diberikan PR setiap harinya. “Saya sendiri kurang setuju kalau dihapus, karena PR itu untuk dorongan anak agar mau belajar. Kalau tidak ada PR, mereka justru keasyikan bermain dan lupa belajar,” ungkapnya.

Dari hasil perbincangan dengan sesama kaum ibu, kabarnya anak yang tidak diberikan PR, hanya bagi mereka yang sudah terlalu padat dengan jadwal ekstrakurikuler.

“Biasanya anak sudah capek kalau ditambahi PR, pasti jadi jenuh. Dan itu sebenarnya cocok diberikan pada sekolah khusus yang jam pelajarannya padat,” terangnya.

Apabila memang telah menjadi peraturan dan tidak boleh dilanggar, setidaknya sebagai pengganti, guru memberikan tugas praktik yang mengarahkan anak agar kreativitasnya lebih terasah.

Ditemui secara terpisah, Kepala Bidang Pembinaan SD, Disdikbud Batang, Yulianto menerangkan, PR hanya salah satu metode pembelajaran.

“Kita bukan melihat ada PR atau tidak, tapi dalam pembelajaran, peserta didik diberikan cara untuk memperdalam materi,” tegasnya.

Tahun ajaran 2022/2023 diberlakukan Kurikulum Merdeka. Implementasinya, menitik beratkan pada penguatan profil pelajar Pancasila.

“Penerapan pada pembelajaran, dikemas dengan menarik, untuk meningkatkan minat dan bakat anak didik,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi/toeb)