:
Oleh MC KAB TOBA, Jumat, 21 Oktober 2022 | 15:10 WIB - Redaktur: Kusnadi - 714
Toba, InfoPublik - Kongres Budaya Batak pertama dilaksanakan di Kabupaten Toba tepatnya di TB Silalahi Center mulai tanggal 20 hingga 22 Oktober 2022, dengan tema Penguatan Identitas Budaya di Tengah Interaksi Global dengan tema utama Tata Bahasa Batak Toba.
Hal ini disampaikan Ketua Panitia Kongres Pertama Budaya Batak Toba, Prof.Dr.Robert Sibarani, MS, Kamis (20/10/2022).
Pemilihan tema ini, kata Prof Robert Sibarani, adalah penguatan etnisitas dengan sentuhan modern.
"Karena kita tetap menjadi orang Batak Toba meskipun berada di kancah nasional dan di kancah diaspora nasional ataupun dunia, baik dalam bentuk yang berhubungan dengan obyek-obyek kebudayaan. Pada undang-undang, kemajuan kebudayaan maupun dalam kehidupan sehari-hari kita sudah selalu berada pada transformasi budaya dari tradisi budaya kita pada kreativitas budaya yang kita hidup di era global ini. Dengan demikian kami melakukan kongres pertama kebudayaan Batak Toba ini dengan mengambil tema utama adalah Tata Bahasa Batak Toba, karena bahasa kita telah mengalami perubahan setelah 160 tahun lalu, itu dibuat tata bahasa oleh Vandertuk dengan judul The Grammer of Toba Batak," ujarnya.
Dijelaskannya lebih lanjut, ejaan Bahasa Batak Toba menjadi penting karena memang ada varian-varian, ada penambahan terutama dalam penulisan bahasa Batak Toba, maka perlu ditetapkan.
"Berikutnya, berhubungan dengan ejaan dan bahasa penulisan aksara Batak Toba ke depan ini, bagaimana kita melaksanakan berbasis bahasa yang sudah kita miliki sekarang, keempat bagaimana benda-benda budaya yang ada di luar negeri dan dalam negeri, kita berusaha membuat film dokumenter tentang itu," imbuhnya.
Kongres kebudayaan yang dilaksanakan hari ini sebelumnya sudah didahului oleh pra kongres. Pra kongres yang pertama dilaksankaan di IAKN Tarutung dengan tuan rumah Rektor IAKN prof. Albiner Siagian. Pelaksanaan pra kongres pertama disambut antusias masyarakat. Hasilnya, akan diwujudnyatakan dalam kongres pertama ini.
Pra Kongres kedua dilaksanakan tanggal 26-27 September di Jakarta dengan tuan rumah Batak Center yang ketuanya adalah Ir. Sintong Tampubolon. Pra Kongres kedua juga luar biasa karena bukan hanya bicara l tentang topik hari ini tetapi dipadu supaya lebih bagus dan lebih menarik dengan bulan budaya.
"Dan pos kongres akan kita lakukan diantara 24 November sampai 8 Desember, jadi kita tidak hanya berbicara tapi harus ada produknya. Tiga produk yang pertama kami jamin akan selesai namun untuk yang terakhir itu tentu butuh dukungan pemerintah terutama benda-benda yang ada di luar negeri," imbuhnya.
Setelah selesai pelaksanaan Kongres pertama, Prof Robert Sibarani mengatakan akan dilanjutkan dengan kongres kedua.
"Kongres kedua akan ditentukan berdasarkan kesepakatan pada sesi akhir kongres pertama ini. Ada satu mata acara diakhir nanti yaitu penentuan dan tindak lanjut bagaimana kongres ke depan. Karena tentu ada banyak mata budaya sebagaimana disebutkan 10 obyek kebudayaan menurut undang-undang nomor 5 tahun 2017 itu," tuturnya.
Pihaknya yakin jika semua kegiatan ini bisa dipertanggungjawabkan dengan baik, maka akan menjadi satu preseden baik untuk melakukan kongres kedua. Hasil kongres pertama ini akan digodok selama satu tahun, dan pada 23 Oktober 2023, harus dipertanggungjawabkan.
"Kami bertanggungjawab menyiapkan 3 buku sudah harus selesai, dan kita sudah membuat kerjasama dengan Balai Pustaka mereka mau menerbitkan itu, tinggal bagaimana kami merumuskan dan menggodoknya dengan tim-tim perumus dan penanggap dan Narasumber," tambahnya.
Semua orang yang memberi perhatian tentang mata budaya yang dibicarakan dalam kongres pertama selama tiga hari ini, katanya, bisa menanggapi dan memberikan masukan, dimanapun, karena acaranya tidak lagi menggunakan sistem yang konvensional tapi sudah dibuat dalam bentuk aplikasi zoom.
"Jadi kita tidak lagi hanya mengandalkan 300 orang yang ada di ruangan ini, tapi ada 12 juta orang Batak yang ada di dunia ini baik di Indonesia dan diaspora nasional. Bisa jadi kongres kedua akan digelar tiga tahun lagi," pungkas Prof Robert Sibarani.
Ketua Batak Center, Sintong M Tampubolon mengatakan momentum penyelenggaraan kongres pertama ini haruslah disambut dengan baik dan dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya dalam menyemangati kembali, mengingat kembali orang- orang Batak dan kekayaan budaya Batak yang luar biasa.
"Oleh karena itu saya mengapresiasi penyelenggara yang luar biasa, karena ini titik awal. Kita bicara soal kongres pertama, kita perlu memberitahukan kepada dunia bahwa Batak itu mempunyai warisan budaya yang luar biasa yang selamanya tidak bisa lekang dari orang Batak," paparnya.
Dikatakannya, tiga hal penting yang tidak bisa lepas dari kebudayaan Batak Toba, yang pertama Dalihan Natolu, kedua Bahasa Batak seperti umpasa yang tidak bisa digantikan dengan Bahasa Indonesia, dan Ulos yang merupakan bagian dari budaya Batak yang sangat melekat mulai saat dari kandungan hingga kematian.
"Jadi Ulos memiliki nilai sakralitas dan tidak disamakan dengan tenunan modern. Dan saat ini sudah kita usulkan agar ulos mendapat pengakuan menjadi kekayaan budaya Batak," terangnya. (MC Toba ana/rik)
Keterangan foto :
1. Prof Robert Sibarani, Ketua Panitia (tengah) foto bersama dengan Tigor Tampubolon, Sekretaris panitia, Itu. Sintong M Tampubolon Ketua Umum Batak Center, Prof.Albiner Siagian, Rektor IAKN Tarutung, Drs. Jekmen Sinulingga, Ketua Program Study Satra Batak Fakultas Ilmu Budaya, Parlin Sianipar Anggota Batak Center, Joys Manik, Anggota Batak Center.