:
Oleh MC KAB KAPUAS, Selasa, 18 Oktober 2022 | 10:56 WIB - Redaktur: Juli - 273
Kuala Kapuas, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten Kapuas melalui Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas terus berinovasi dalam melawan wabah tungro yang sempat merusak hasil pertanian di sejumlah kecamatan.
Inovasi yang dimaksud adalah dengan mengubah bibit tanam dari padi lokal yang rentan dengan serangan virus tungro kepada varietas unggul Inpari 37 yang memiliki ketahanan lebih tinggi.
Hal ini pun dibuktikan dengan panen padi yang dilakukan Dinas Pertanian Kapuas bersama BPP Tamban Catur di Demplot tanam tahan tungro yang berada Desa Warna Sari Kecamatan Tamban Catur, Minggu (16/10/2022).
Tampak hadir dalam kegiatan panen ini, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Drs H Salman, Kepala Dinas Pertanian Yaya bersama sejumlah jajarannya, Kepala BPP Tamban Catur Sugion beserta penyuluh lainnya.
Disampaikan Assisten II Salman bahwa panen yang dilakukan kali ini adalah bukti padi unggul sebagai solusi untuk mengatasi wabah tungro di Kabupaten Kapuas. Untuk itu dirinya mengapresiasi atas inovasi yang telah dilakukan Dinas Pertanian bersama sejumlah pihak, sehingga padi varietas unggul ini dapat dipanen dengan baik.
“Jadi kita harap para petani jangan putus asa dan mau beralih ke padi unggul yang tahan terhadap virus tungro ini,” imbaunya usai ikut langsung melakukan panen dilokasi demplot.
Salman pun menambahkan, walaupun penanaman varietas padi unggul ini baru dilakukan pada Juli 2022, tetapi pada Oktober 2022 sudah bisa dilakukan penen padi di lahan demplot yang luasnya kurang lebih 2 hektare tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Yaya, menjelaskan keberadaan dari demplot tanam tahan tungro ini adalah upaya untuk meyakinkan masyarakat agar tetap menanam padi dengan berinovasi mengubah bibit tanam dari padi lokal kepada varietas unggul yang memiliki ketahanan.
“Kita bersama dengan pihak dari Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian sudah membujuk dan meyakinkan petani untuk melakukam penanaman. Dimana saat itu masuk pada musim tanam April – September (Asep) dan pada Oktober – Maret (Okmar) terkena gagal panen. Namun upaya kita tidak mendapat respon. Untuk itulah kita memberikan contoh di lahan demplot tanaman varietas padi tahan tingro ini,” terang Yaya.
Melalui panen ini, dirinya pun ingin menunjukkan kepada para petani di daerah lahan yang terkena tungro untuk melakukan inovasi serupa. “Untuk bibit dan pupuk bisa konsultasi dengan penyuluh dan petugas pertanian diwilayah setempat,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Kapuas Yaya. (hmskmf)