:
Oleh MC KAB BOVEN DIGOEL, Jumat, 15 April 2022 | 16:59 WIB - Redaktur: Tobari - 438
Boven Digoel, InfoPublik - Umat Katolik Paroki Hati Kudus Tanah Merah Mengawali Perayaan Tri Hari Suci dengan melaksanakan Misa Kamis Putih Yang dipimpin oleh Pastor Vikep Kevikepan Mindiptana sekaligus Pastor Paroki Hati Kudus Tanah Merah Salfinus Buarlele,MSC. Kamis (14/04/2022).
Dalam Khotbahnya pada Misa perayaan Kamis Putih, Pastor Salfinus Buarlele, MSC menyampaikan bahwa pada perayaan Ekaristi, roti dan anggur disambut sebagai tubuh dan darah Kristus yang sungguh-sungguh hadir serta dapat disentuh sehingga menjadi satu dalam kehidupan.
"Dengan mengikuti perayaan Ekaristi dan menyambut komuni Kudus, kita dapat mengamnil bagian dalam kehidupan ilahi, Kristus memberikan diri-Nya bagi kita supaya kita bersatu dalam kehidupan kekal," ujarnya.
Pastor juga mengatakan bahwa Katekismus gereja Katolik mengajarkan tentang Ekaristi yang merupakan kurban Syukur kepada Tuhan serta suatu berkat dimana gereja mengungkapkan rasa syukur atas segala kebaikan Sang Pencipta.
"Kita umat Katolik secara aktiv berpartisipasi dalam ekaristi dengan cara berkumpul bersama dengan komunitas orang beriman setiap hari munggu dan hari suci, berdoa bersama dalam misa, didalam kata, sikap dan laku, mendengarkan bersama-sama sabda Allah, mengucap syukur dan memuji Allah untuk segalah anugerah penciptaan dengan cara yang khusus atasa anugerah Yesus Kristus, hidu-Nya, kematian dan kebangkitan," katanya.
Lanjutnya, kita belajar melalui ekaristi ini, khususnya melalui perayaan kamis putih ini tentang misteri pemberian diri Kristus dimana cahaya dicurahkan pada misteri pokok yang diperingati dalam misa ini yaitu penetapan ekaristi kudus dan tatanan iman dan perintah Tuhan tentang kasih persaudaraan.
Disampaikannya pula bahwa perayaan Kamis Putih yang merupakan hari dimana sakramen Imamat suci yang diberikan Kristus kepada para murid-Nya tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun para Imam diseluruh dunia serta hari penetapan ekaristi.
Pastor Salfinus juga menjelaskan terkait Tri Hari Suci yang merupakan satu kesatuan untuk mengenang perjamuan kasih terakhir Tuhan Yesus Kristus bersama para murid-Nya pada Hari Kamis Putih .
Dilanjutkan Jumat Agung adalah kisah sengsara dan wafat-Nya, kemudian Vigili Paskah atau hari raya paskah yang merupakan peristiwa kebangkitan-Nya.
Itulah sebabnya pada Kamis Putih diawali dengan tanda salib, bagian akhir dari kamis putih tidak ada berkat penutup, tidak ada tanda salib untuk berkat penutup.
"Ketika jumat agung juga diawali dengan doa pembuka tanpa umat membuat tanda salib, juga kemudian pada malam paskah diawali dengan liturgi atau ibadah cahaya baru kemudian dibagian akhir dari perayaan malam paskah maka umat dapat menrima berkat penutup dan pengutusan."kata Pastor Alfin.
Ditambahkannya pula karena akan memasuki masa sengsara dan wafat Tuhan Yesus maka Lonceng dan iring-iring akan dibunyikan saat menyanyikan lagu kemuliaan di malam kamis putih dan setelah itu tidak ada bunyi-bunyian selain organ pengiring pada Jumat Agung sampai lagu kemuliaan tersebut dinyanyikan kembali pada malam vigili paskah.
Mengakhiri Khotbahnya, Pastor Salfinus Buerlele, MSC mengajak umat agar mengembangkang semangat memberi dan pengorbanan untuk kebaikan bersama karena Tuhan selalu memampukan umat-Nya ketika bermurah hati kepada sesama dan selalu memeberi kasih karunia yang dibutuhkan. (MC Boven Digoel/Angga/toeb)