:
Oleh MC KAB MANGGARAI, Senin, 21 Maret 2022 | 20:30 WIB - Redaktur: Tobari - 421
Manggarai, InfoPublik - Dalam rangka mengatasi erosi disepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Wae Kokak, Desa Golo Ling, pihak Kecamatan Wae Ri’I akan bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bambu akan mengadakan penanaman Bambu.
Tanaman bambu di pilih karena bambu mempunyai pertumbuhan yang cepat, system perakaran yang kuat dan luas dapat memperkuat ikatan partikel-partikel tanah dan mampu menahan limpasan air, sehingga dapat mencegah erosi.
Demikian disampaikan Camat Wae Ri’i Rikardus Ampur SST, usai menerima kunjungan pihak LSM Bambu, di Kantor Kecamatan Wae Ri’i di Timung, Kabupaten Manggarai Senin (21/3/2022).
“Hari ini saya menerima kunjungan dari LSM Bambu, yang menawarkan kerjasama penanaman Bambu di DAS Wae Kokak. Tawaran kerjasama ini tentu sangat baik karena itu kami bersepakat untuk segera mewujudkannya dengan melakukan penanaman bambu,” demikian Camat Rikar.
Menurut Camat Rikar, Bambu merupakan jenis tanaman yang tepat digunakan untuk usaha konservasi tanah dan air terutama untuk tanah-tanah miring yang rawan longsor dan daerah-daerah tandus.
Dengan penanaman bambu, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan daya dukung lingkungan di sepanjang DAS Wae Kokak.
Bambu jelasnya, menyerap air hujan sampai 90% sedangkan tanaman pepohonan rata-rata menyerap 35-40%. Dengan demikian bambu dapat meningkatkan aliran air bawah tanah, kelestarian sumber mata air.
”Sebagai tanaman yang memiliki total luas daun yang besar dan jaringan akar yang luas, tanaman bambu dapat ikut menyerap dan mengikat berbagai bahan dan gas pencemar di udara, tanah dan air,” katanya.
Disamping itu, Bambu dapat digunakan untuk membantu program pemurnian air dan dapat juga berfungsi sebagai penghalang angin (windbreak) serta penghalang kebisingan. Bambu juga menghasilkan biomassa yang sangat tinggi, 7 kali lebih banyak daripada hutan pepohonan.
Apalagi fungsi bambu dalam kehidupan orang Manggarai katanya sangatlah penting. Fungsi Bambu dalam kehidupan kita orang Manggarai sangat penting, dari kelahiran sampai kematian.
”Danong (dulu), Eme poro putes ata loas weru (jika memotong tali pusat seorang bayi), ngasang de lampek (namanya Lampek) . Lampek hitu one mai pering (Lampek berasal dari kulit bambu). Ne nggitu kole eme rotong ata mata (begitu juga kalau menggotong orang meninggal), toe de kop pake haju bana (tidak bisa dari kayu lain), landing pake pering (tetapi harus dari bambu),” jelasnya dalam bahasa setempat.
Ditambahkannya, fungsi lainnya sangat bervariasi seperti membuat wancang (dinding bambu), rumah bambu, mebeler, kreasi industri kerajinan bambu dan bahan acara-acara adat Manggarai.
”Pentingnya bambu dalam setiap acara-acara menjadikan bambu sebagai salah satu pilar dalam kehidupan masyarakat Manggarai,” jelasnya.
Sementara terkait pemilihan lokasi di DAS Wae Kokak jelasnya dengan pertimbangan ada beberapa titik yang setiap musim hujan mengalami abrasi. Namun keputusan finalnya menunggu hasil survey yang nanti dilakukan pihak kecamatan bersama LSM Bambu. (MC Kab Manggarai/toeb)