Bupati Hery Nabit: Kebiasaan Membaca dapat Menambah Kecerdasan Otak

:


Oleh MC KAB MANGGARAI, Minggu, 13 Maret 2022 | 04:14 WIB - Redaktur: Kusnadi - 658


Manggarai, InfoPublik - Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, SE., MA., menilai bahwa budaya membaca sangat penting, agar bisa maju lebih cepat. Terbukti bahwa orang yang memiliki kebiasaan membaca wawasannya luas dan dapat menambah tingkat kecerdasan otak. Layaknya olahraga bagi tubuh, membaca juga seperti olahraga untuk pikiran karena dapat melatih daya serap otak.

Hal itu disampaikan Bupati Hery Nabit saat tampil sebagai salah satu pembicara dalam kegiatan Safari Literasi Duta Baca Indonesia, dihadapan sekitar 300 Siswa/Siswi SD-SMA, Dosen, para Guru, penggiat dan kader literasi, di Gedung Manggarai Convention Center (MCC), kawasan pertokoan Ruteng, Sabtu (12/03).

“Sudah terbukti bahwa orang yang memiliki kebiasaan membaca pasti memiliki wawasan yang luas, hal itulah yang dapat menambah tingkat kecerdasan otak kita. Layaknya olahraga bagi tubuh, membaca juga seperti olahraga untuk pikiran kita karena dapat melatih daya serap otak kita,” katanya.

Karena tu Safari Literasi yang dihadiri langsung oleh Heri Hendrayana Harris atau lebih akrab dengan nama Gol A Gong sebagai Duta Baca Indonesia periode 2021-2026 bersama para penulis penggiat Literasi akan memberikan pengaruh serta memacu semangat bagi penggiat literasi di Manggarai untuk semakin giat dalam kegiatan literasi.

"Saya dapat laporan bahwa, anak-anak muda kita sangat antusias dengan berbagai jenis kegiatan literasi. Dan hari ini saya saksikan sendiri antusiasme anak-anak kita ini," katanya.

Apabila kita pernah membaca Novel Balada Si Roy, jelas Bupati Hery Nabit, seharusnya nama Gol A Gong (dulu namanya Gola Gong) di era tahun 1980-an bukanlah orang asing. Namun yang membuat kagum adalah ternyata penulis novel tersebut adalah seorang difabel daksa yang sukses dalam berkarir di dunia sastra. Gol A Gong juga seorang sastrawan Indonesia, pendiri Rumah Dunia di Serang, Banten, hingga ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM).

Bupati Hery Nabit yakin semua kemajuan yang terjadi saat ini terjadi karena adanya budaya baca. Tidak ada kemajuan tanpa budaya baca. ”Bisa saja kita belajar melaui media, baik media televise maupun media lainnya termasuk media sosial, tetapi itu tidak dijelaskan secara rinci seperti yang dituliskan dalam buku. Membaca akan membantu kita bisa mengetehui dan memahami secara rinci tentang suatu hal. Keterampilan membaca, menulis dan berbahasa akan berkembang menjadi satu kesatuan yang lebih variatif," tuturnya.

Terkait kehadiran peserta dalam Safari Literasi jelas Bupati Hery Nabit, menunjukan kepada Duta Baca Nasional bawah siswa/siswi di Kabupaten Manggarai menyambut positif kegiatan literasi dan mereka sudah berbuat sesuatu.

“Tetapi lebih penting dari itu, juga harus menunjukan kepada diri sendiri bahwa kita sudah mulai. Kalau sudah mulai, jangan berhenti. Manfaatkan waktu hari ini dengan baik, bertanya dan berdiskusi banyak hal, terutama pada hal-hal yang membutuhkan pendalaman,” harapnya.

Di sisi lain, Bupati Hery Nabit menyampaikan terima kasih kepada Bunda Baca NTT dan Pemprov NTT yang telah membuka ruang untuk didatangi berbagai pihak, termasuk didatangi oleh Duta Baca Nasional. Karena itu ke depan tugas Pemkab terus memperkenalkan Manggarai ke dunia luar supaya semakin banyak orang yang dating berkunjung.

“Saya kira kita sepakat bahwa hanya dengan belajar, kita akan maju lebih cepat. Literasi menjadi implementasi dari visi Manggarai yang Maju, Adil dan Berdaya Saing. Karena itu saya sungguh berharap kegiatan-kegiatan seperti ini akan bertumbuh di semua tempat di Kabupaten Mamggarai" tutupnya.

Pada tempat yang sama penulis sekaligus Duta Baca Indonesia, Gol A Gong menyampaikan terima kasih atas respon Pemkab Manggarai dalam mendukung kegiatan Safari Literasi. “Terima kasih Pak Bupati atas kehadiran dan dukungan dalam kegiatan ini. Siswa/siswi di Ruteng ini hebat-hebat, Pak Bupati,” ucapnya.

Namun demikian dirinya menilai  ada dua hal yang menjadi penyebab sulitnya meningkatkan minat baca warga atau peningkatan literasi nasional. Yakni sulitnya akses buku termasuk distribusi buku yang tidak merata. Untuk itu,   perlu dukungan politik anggaran untuk meningkatkan minat baca di Indonesia. 

Menurut dia, masyarakat Indonesia terutama di luar Jawa dan khususnya di wilayah Indonesia  bagian timur sulit mendapatkan buku karena minimnya jumlah percetakan dan penerbitan buku berkualitas. “Dari pengalaman saya selama ini, minat baca masyarakat Indonesia sebenarnya cukup tinggi, namun kendalanya adalah  akses buku yang sulit dan distribusi buku yang tidak merata,” jelasnya.

Oleh karena itu harus ada dukungan politik anggaran dari pemerintah, baik pemerintah pusat hingga daerah semisal mendukung keberadaan usaha penerbitan buku, menyediakan dana untuk pengembangan perpustakaan dan Taman Baca Masyarakat (TBM). (MC Kab. Manggarai)