Dinkes Boven Digoel Gelar Pertemuan Rutin Malaria Center Lintas Sektor

:


Oleh MC KAB BOVEN DIGOEL, Rabu, 8 Desember 2021 | 15:23 WIB - Redaktur: Tobari - 549


Boven Digoel, InfoPublik - Dinas Kesehatan kabupaten Boven Digoel menggelar Pertemuan Rutin Malaria Center bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Stakeholder, TNI-Polri dan tokoh Masyarakat Adat, di Aula kantor Klasis GKI Boven Digoel, Rabu (08/12/2021).

Malaria masih merupakan masalah utama di provinsi Papua yang mengakibatkan kematian dan kesakitan yang sangat tinggi.

Tahun 2020 angka insiden penyakit (API) malaria untuk kabupaten Boven Digoel 115 per 1000 penduduk dengan jumlah kesakitan malaria sebanyak 8.281 penderita diantaranya ada anak-anak dan ibu hamil yang merupakan kelompok rentan terhadap malaria.

Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Boven Digoel H. Syahib, S.KM dalam sambutannya menjelaskan, sejak pemekaran kabupaten Boven Digoel dari kabupaten Merauke pada tahun 2003, Dinas Kesehatan melalui malaria center, sudah banyak melakukan upaya-upaya pencegahan malaria.

"Kasus malaria di Boven Digoel pada tahun 2019 masih stagnan, namun pada 2020 hingga 2021 mulai menurun", ujarnya.

Syahib juga menjelaskan, sejak tahun 2017 hinggal 2021, Dinkes melalui malaria center, telah mendistribusikan ribuan Kelambu Massal pertahunnya guna menghindarkan manusia tergigit nyamuk malaria.

Karena nyamuk malaria umumnya mengigit pada malam hari dan terdata pada pada tahun 2021 Kelambu Massal yang didistribusikan ke masyarakat sebanyak 36.000 lebih Kelambu, selanjutnya pada tahun 2022 akan kembali didistribusikan kepada masyarakat Boven Digoel.

"Jika masyarakat betul-betul disiplin menggunakan Kelambu, maka kasus malaria akan turun hinggal 50%," katanya.

Sementara itu, Sekda Boven Digoel Yoseph Awunim, dalam sambutannya mengatakan bahwa, selama ini pendekatan penanggulangan malaria hanya ditangani oleh sektor kesehatan saja.

Begitu ada masyarakat yang sakit, diobati di Puskesmas dan Rumah Sakit, namun belum ada upaya yang massif secara menyeluruh untuk untuk upaya penanggulangan malaria ini.

Lanjutnya, keberhasilan beberapa kabupaten dalam penanggulangan malaria diantaranya karena terlibatnya semua lintas sektor, stakeholder dan segenap masyarakat sehingga penanggulangan malaria menjadi urusan bersama, menjadi kerja bersama untuk diatasi.

Yoseph berharap dengan dibentuknya malaria center di kabupaten Boven Digoel dapat menjadi wadah lintas sektor untuk memberantas malaria secara bersinergi, dan jika semua sektor terlibat memberikan kontribusinya.

Maka tentunya upaya percepatan penurunan kasus malaria dapat terwujud, setidaknya tahun 2022 mengalami penurunan angka insiden penyakit (API) yang sangat signifikan yakni API bisa dibawah hingga kabupaten Boven Digoel bisa menuju ketahap eliminasi.

"Melalui kesempatan pertemuan ini, saya berharap peran lintas sektor perlu di tingkatkan terkait pemberantasan malaria dan dapat menindaklanjuti hasil pertemuan ini sampai ke tingkat terbawa seperti pembentukan tim malaria dikampung atau pos malaria dikampung-kampung yang masih tinggi kasus malarianya," tuturnya.(MC.Boven Digoel/MTR/toeb)