:
Oleh MC KAB SANGGAU, Jumat, 26 November 2021 | 10:49 WIB - Redaktur: Kusnadi - 168
Sanggau, InfoPublik - Wakil Bupati Sanggau Drs. Yohanes Ontot, M.Si menuturkan, di tengah kehidupan masyarakat di zaman yang serba canggih seperti ini, keberadaan adat dan budaya masih berimbang. Hal ini disampaikannya saat menghadiri sekaligus membuka Sarasehan Talkshow dan Dialog Kemajuan Kebudayaan, Komunitas Adat Lingkar Tiong Kandang Ketemenggungan Tae, di Desa Tae Kecamatan Balai (24/11/2021).
Dalam laporannya, Kepala Desa Tae Melkianus Midi mengajak seluruh pihak untuk berperan aktif dalam mengeksplore potensi daerahnya agar menjadi nilai tambah dan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat.
“Saya mengajak seluruh masyarakat dan kita semua yang hadir hari ini supaya berperan aktif terutama dalam menggali potensi alam, adat dan budaya yang ada di wilayahnya masing-masing". ujarnya.
Kemudian Direktur KMA dari Direktorat Jenderal Kebudayaan dari Kemendikbud Riset dan Teknologi Syamsul Hadi menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat ekonomi kerakyatan dan menggali potensi yang ada di Kawasan Lingkar Tiongkandang.
“Hari ini adalah goals dari beberapa kegiatan sebelumnya di mana tadi kita lihat ada beberapa pameran karya-karya dengan harapan agar di Kawasan Lingkar Tiongkandang ini terbangun sebuah sistem pengetahuan tradisional dan teknologi tradisional yang kita gali dari masyarakat Desa Tae itu sendiri,” ucapnya.
Selanjutnya pada kesempatan yang sama Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot menyampaikan bahwa, masa kepemimpinannya selama dua periode bersama Bupati Sanggau Paolus Hadi sangat mendukung pengembangan kebudayaan di Kabupaten Sanggau.
”Kami (Pemerintah Kabupaten Sanggau) mendukung perkembangan budaya, baik dari sisi seni budayanya, adat istiadatnya dan dari sisi infrastrukturnya. Ini diperkuat dengan adanya Perda nomor 1 tahun 2017 tentang tentang perlakuan dan perlindungan masyarakat adat. Terkait dengan Ketemenggungan Tae ini juga, sudah ada surat keputusannya tentang pengakuan masyarakat adat Ketemenggungan Tae, ini salah satu regulasinya. Kami dibantu Institut Dayakologi, nanti bisa dijelaskan oleh pak Kris Gunui,” jelas Ontot di acara yang juga dihadiri Kemendagri dan Kemendikbud RI tersebut.
Di satu sisi kebudayaan itu adalah sebuah warisan yang dianggap kuno, ketinggalan zaman, dan lain sebagainya. Namun disisi lain, kebudayaan itu adalah kekayaan kearifan lokal suatu suku bangsa, yang tentu hanya dimiliki etnis tertentu saja.
Lanjut membahas kemajuan kebudayaan, Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot menyebutkan, pentingnya memberdayakan masyarakat adat.
Menurutnya, masyarakat adat merupakan aktor utama yang menentukan maju atau tidaknya kebudayaan tersebut. Ia mencontohkan sejumlah momen yang dimana masyarakat adat tetap menerapkan kearifan lokal.
“Zaman modern sekarang ini walau pun sudah melaksanakan perkawinan secara agama dan negara, perkawinan adat dayak masih diberlakukan. Norma-norma adat masih berlaku, perkawinan adat itu sifatnya mengikat. Jika salah satu dari pasangan melanggar, akan diberi sanksi sesuai aturan adat yang berlaku di daerah itu sendiri,” ujar Ontot.
Wakil Bupati Sanggau yang juga Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sanggau ini mengaku memang tidak mudah menerapkan, apa lagi mengkolaborasikan urusan kebudayaan dengan hal lain seperti agama, modernisasi, karena memang tidak semua bisa digabungkan tapi bisa diberlakukan keduanya secara masing-masing.
“Norma-norma hukum adat juga belaku sebelum ditindaklajuti ke hukum positif. Misalnya, jika terjadi perkelahian dilingkungan masyarakat adat, pelaku akan dikenakan hukum adat dulu sebelum dibawa ke hukum positif,” katanya.
Seiring dengan visi misi Pemerintah Kabupaten Sanggau, yaitu ‘Sanggau Berbudaya dan Beriman’, Wakil Bupati Sanggau dua periode ini menuturkan bahwa, kebudayaan sangat erat hubungannya dengan keimanan.
“Pada momen tertentu saat misa di Gereja Katolik diawali tarian tradisional yang diiringi musik tradisional adat Dayak,” tuturnya.
Sebagai wujud kemajuan kebudayaan, diakhir pembahasannya, Yohanes Ontot sempat mempromosikan event Gawai Dayak Kabupaten Sanggau kepada pihak Kementrian untuk yang menghadiri kegiatan yang digelar selama tiga hari tersebut.
“Semoga tahun depan (2022) pandemi covid sudah selesai. Saya selaku ketua DAD mengundang pihak Kementerian untuk menghadiri Gawai Dayak Kabupaten Sanggau pada tanggal 7 Juli 2022. Banyak pertunjukan budaya Dayak yang bisa dinikmati. Ada ritual adat, permainan dan perlombaan tradisonal seperti pangka gasing, menyumpit, tari-tarian, musik tradisional, masakan tradisional dan masih banyak lagi,” sambungnya.