Ketersediaan Air Bersih di Desa Mantar Sumbawa Barat Tercukupi

:


Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Jumat, 8 Oktober 2021 | 10:43 WIB - Redaktur: Juli - 524


Sumbawa Barat, InfoPublik - Kebutuhan air bersih di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat pada 2021 ini tercukupi. Walau belum maksimal tetapi warga di beberapa desa yang dahulunya mendapat bantuan droping air bersih kini tidak lagi membutuhkannya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa Barat, Abdul Hamid di Taliwang, Kamis (7/10/2021) mengatakan, sepanjang 2021 ini, belum ada permintaan droping air bersih dari desa-desa yang biasanya setiap tahun selalu membutuhkan bantuan.

"Desa-desa tersebut yaitu Desa Poto Tano, Mantar, Senayan Tambak Sari, Lamusung, Air Suning, Lamunga, Labuhan Kertasari yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Taliwang, Poto Tano dan Kecamatan Seteluk," sebut dia.

Abdul Hamid mengatakan bahwa, pada tahun ini akses jaringan PDAM juga sudah sampai ke desa-desa tersebut, sehingga kebutuhan air bersih dapat terpenuhi.

"Dari Juli kemarin kami terus memantau dampak kekeringan, draf SK kekeringan yang dibuat sebelumnya kami tunda karena kebutuhan air tercukupi, ada hujan pada satu bulan terakhir ini, jadi SK kami tunda," katanya.

Sebelumnya, ada laporan dari Desa Tambak Sari terkait kekurangan air bersih, tetapi hal tersebut diakibatkan oleh air PDAM yang kurang lancar dan saat ini dapat ditangani.

Begitu juga dari Desa Sapugara Bree yang mengeluhkan air karena dampak dari pembangunan bendungan Bintang Bano, tetapi sekarang sudah normal kembali.

Salah satu desa yang juga masih belum tercukupi 100 persen air bersihnya adalah Desa Mantar. Berada di atas bukit dengan ketinggian sekitar 630 mdpl, membuat desa tersebut kesulitan air bersih di musim kemarau.

Walaupun tidak separah tahun sebelumnya, tetapi kebutuhan air bersih di desa tersebut pada tahun ini sedikit tercukupi. "Alhamdulillah tahun ini ada perubahan, setidaknya kebutuhan air bersih sedikit tercukupi tidak seperti dua tahun sebelumnya," ujar Kepala Desa Mantar, Asmono.

Asmono mengaku, tercukupinya air bersih ini karena Mantar sebelumnya mendapat dana hibah dari Jepang. Dana tersebut dialokasikan untuk membuat panel tenaga surya yang berfungsi mengangkut air dari bawah dataran rendah ke atas permukiman warga.

Ada tiga bak penampungan yang dibangun untuk menampung air yang diangkut melalui panel tenaga surya tersebut, hingga bak penampungan terakhir barulah disalurkan ke rumah-rumah warga. "Walaupun belum maksimal, tetapi ini patut kita syukuri," katanya.

Keadaan geografis Mantar yang berada di atas bukit dan miring, mengakibatkan warga yang berada di atas mendapat pasokan air bersih yang lebih sedikit dibanding warga yang bermukim di bawah.

Hujan Satu Bulan Terakhir Tidak Mengatasi Kebutuhan Air Pertanian.

Selain kebutuhan air bersih, warga Mantar juga membutuhkan air untuk mengairi pertanian. Selama ini warga hanya mengandalkan air hujan saja.

Pada satu bulan terakhir kemarin, hujan mengguyur Sumbawa Barat beberapa kali, namun tidak juga dapat memberikan solusi bagi masyarakat Desa Mantar di sektor pertanian yang mengandalkan air hujan untuk mengairi pertanian.

Sepanjang 2021, lahan pertanian warga tidak berfungsi dan tidak dapat ditanami apa-apa karena hujan yang belum stabil.

"Sektor pertanian di sini masih mengandalkan air hujan, hanya satu tahun sekali panen itu pun jika hujan stabil, kalau gak ada hujan ya gak tanam," katanya.

Biasanya warga Mantar bercocok tanam pada sekitar November dan melakukan panen pada April atau Mei. Tetapi hingga saat ini hujan belum juga memberikan kabar gembira.

Khusus untuk pariwisata, Kades mengungkapkan bahwa Mantar mempunyai spot wisata paralayang yang mendunia.

Kebutuhan air di lokasi spot paralayang juga sangat diprioritaskan untuk mendukung minat pengunjung ke lokasi tersebut.

"Alhamdulillah kami mendapat dana DAK dari Pemda untuk pembuatan bak penampung air menuju jalur wisata paralayang, dalam waktu dekat pengunjung tidak perlu kawatir lagi dengan ketersediaan air," katanya.

Data kekeringan dari BPBD Kabupaten Sumbawa Barat pada 2020 lalu berdampak kepada 2,716 Kepala Keluarga dan 10,302 jiwa.

Jumlah dampak kekeringan tersebut tersebar di sejumlah desa di Sumbawa Barat yaitu di Kecamatan Poto Tano, Desa Poto Tano 275 KK terdampak, Tua Nanga 196 KK, Senayan 83 KK, Tambak Sari 86 KK, Poto Tano 356 KK, Mantar 270 KK.

Sementara di Kecamatan Seteluk, Desa Air Suning 288 KK terdampak, Meraran 216 KK, Lamusung 243 KK, Kelanir 195 KK.

Sedangkan Kecamatan Taliwang ada tiga desa yang juga terdampak kekeringan pada tahun lalu yaitu Desa Lamunga 241 KK, Desa Batu Putih 111 KK, Desa Labuhan Kertasari 156 KK.

Data BPBD Sumbawa Barat menunjukkan pada 2021, belum ada keluhan kekeringan dan kebutuhan air bersih dari desa-desa yang biasa atau langganan bantuan air bersih. MC Sumbawa Barat/Feryal.