Petani Gredek Wadul Keluhkan Maraknya Hama Tikus dan Tingginya Biaya Produksi Panen Padi

:


Oleh MC KAB GRESIK, Kamis, 30 September 2021 | 11:47 WIB - Redaktur: Kusnadi - 210


Gresik, InfoPublik - Salah satu penyebab gagalnya panen adalah maraknya hama tikus. Tampaknya hal tersebut kerap dikeluhkan para petani, khususnya petani Desa Gredek, Kecamatan Duduk Sampeyan, Kabupaten Gresik. Tak jarang petani mengalami kerugian panen yang diakibatkan karena hama tikus.

Karena seringnya mengalami kerugian, petani di Desa Gredek Wadul menyampaikan kepada Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani untuk dicarikan solusi mengatasi permasalahan yang terjadi. Rabu (29/09/2021) pagj, kebetulan Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik melakukan blusukan di Desa Gredek tersebut.

Gus Yani sengaja melakukan blusukan ke desa akhir-akhir ini untuk mendengar keluh kesah petani. Melalui kegiatan sapa petani, Gus Yani mendengarkan keluhan sekaligus menanggulangi persoalan yang ada, langsung bersama dengan para petani.

As'ad (50), salah seorang petani Desa Gredek menyampaikan keluhannya kepada Gus Yani. Ia menceritakan bahwa selama ini para petani menggunakan metode setrum untuk menghalau hama tikus. Namun menurutnya metode ini dinilai kurang efektif dan justru menimbulkan resiko yang cukup besar. Tak jarang menimbulkan korban jiwa karena tersengat setrum jebakan tikus sawah.

"Menurut kami metode setrum ini tidak efektif pak Bupati. Tolong kami dicarikan solusi," pinta As'ad.

Merespon hal tersebut, Gus Yani menjelaskan bahwa pihaknya saat ini telah menyiapkan alternatif sebagai langkah awal dengan mendirikan rumah burung hantu (rubuha). Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan ekosistem yang ada. Sehingga diharapkan mampu meminimalisir merebaknya hama tikus.

Langkah kedua, Gus Yani ingin adanya satu terobosan dengan menciptakan alat yang bisa mengusir tikus dengan menimbulkan suara ultrasonik. Menurutnya, langkah ini perlu dilakukan uji coba untuk melihat seberapa besar efektif kegunaan alat tersebut.

"Kita sedang memperlajari bagaimana caranya menciptakan suatu alat untuk mengusir tikus. Misalnya saja kita ciptakan suatu alat semacam robot yang menimbulkan suara ultrasonic yang dapat mengusir hama tikus tersebut," kata Gus Yani.

Sementara itu petani lain bernama Syarifuddin juga mengutarakan keluhannya terkait tingginya biaya produksi panen. Ia membeberkan bahwa tingginya biaya diakibatkan karena belum tersedianya Jalan Usaha Tani (JUT). Hal itu berakibat pada biaya angkut gabah yang dinilai tinggi karena rute jalan yang dilalui.

"Kami ingin adanya jalan usaha tani pak Bupati. Mohon ada tindak lanjut agar kami dapat memangkas ongkos," katanya.

Hal itu direspon baik oleh Gus Yani. Ia menjelaskan, bahwa Pemkab Gresik siap membangun JUT, asalkan wilayah desa sudah masuk wilayah LP2B (Lembaga Pertanian Pangan Berkelanjutan). "Kalau sudah masuk wilayaj LP2B, maka kami siap untuk membangun JUT," respon Gus Yani.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Yani juga menyinggung sistem pengairan yang ada. Ia melihat bahwa embung yang ada saat ini perlu dilakukan normalisasi, sebab kondisinya mengalami pendangkalan.

"Kita minta Dinas Pekerjaan Umum untuk menyiapkan alat berat. Bila perlu kita lakukan pengadaan agar normalisasi embung dapat sesegera mungkin dilakukan. Tujuannya agar para petani tak kerepotan jika membutuhkan pasokan air saat musim panen ke dua, atau ketika memasuki musim kemarau," pungkasnya.

Melalui kegiatan sapa petani yang ia lakukan, Gus Yani ingin agar sektor pertanian di Gresik mulai merangkak naik dan mampu mensejahterakan petani-petaninya. (iis/edited by Diskominfo Kab. Gresik)