:
Oleh MC KAB LAMPUNG TIMUR, Senin, 13 September 2021 | 11:08 WIB - Redaktur: Juli - 924
Way Jepara, InfoPublik - Agus Pujianto (44), warga Desa Braja Sakti, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, melakukan budi daya madu lebah trigona (klanceng).
Budi daya madu trigona ini ternyata menjadi prospek usaha yang bagus. Madu ini bahkan bak menjadi primadona pada masa pandemi COVID-19.
Saat ditemui di kediamannya, Minggu (12/9/2021), Agus mengaku sudah sejak 2004 membudidayakan lebah trigona. Hingga saat ini, sudah ada puluhan warga yang secara individu atau bahkan Kelompok Tani yang sudah menjadi binaannya.
Saat ini ia juga diberikan kepercayaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membina puluhan kelompok tani hutan warga penyangga di Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Menurut Agus, rata-rata dalam satu kotak koloni lebah Trigona bisa menghasilkan setengah liter madu dan bisa dipanen dua kali dalam satu bulan.
Soal pemasaran, Agus mengaku sejauh ini tidak pernah mengalami kesulitan. Menurutnya, permintaan pasar terhadap madu lebah trigona saat ini terus meningkat pesat, terutama sejak masa pandemi COVID-19. “Kita juga pasarkan di tiap minimarket,” ujarnya.
Produksi madu yang dikelola Agus tersebut dijual seharga Rp200 ribu per 200 mililiter. Madu asli tersebut dikemas dalam botol.
Agus mengungkapkan, budi daya madu lebah trigona ini bisa menjadi pemasukan ekonomi tambahan. Di samping itu, cara budi dayanya pun tak membutuhkan banyak waktu.
“Ada tempat koloni lebahnya dan juga harus ada tanaman kembang yang disukainya. Biasanya yang lebih dikenal kembang air mata pengantin,” kata dia.
Selain dijual untuk konsumsi, saat ini Agus juga mulai menjadikan madu sebagai bahan tambahan produksi sabun khusus perawatan wajah dan madu tetes khusus untuk kesehatan.
Saat ini, Agus mengaku di pekarangan halaman belakang rumahnya terdapat 100 koloni lebah trigona yang sedang dikarantina dan siap untuk dibudidayakan oleh kelompok atau perorangan yang ingin menekuni usaha tersebut. (and)